bersua

1.4K 150 39
                                    

Hai, gue Jeㅡ penulis cerita ini. Salam kenal.

Sebenarnya kalian boleh panggil gue dengan panggilan apapun asalkan masih sopan. Tapi gue lebih suka kalo dipanggil sayang hahaha... oke lupakan, jokes ini klise banget. Ada beberapa hal yang mau gue sampaikan di sini, santai aja ya bahasanya biar lebih akrab. Kalo ga mau baca skip aja karena ini bakal panjang, atau langsung scroll aja ke bawah bagian spoiler Prequel.

Pertama, alasan gue nulis cerita ini. Gue persembahkan cerita ini sebagai hadiah Monthversary ke-26 bulan gue sama Alm. Rendi (bukan nama sebenarnya). Seseorang yang sangat penting dalam hidup gue, persis dalam cerita ini. Ga semua yang ada dalam cerita ini sama seperti kejadian asli yang gue alami sama dia sih, tapi sebagian besar isi cerita ini terinspirasi dari apa yang kami lalui.

Gue mau cerita sedikit tentang Alm. Rendi, tapi gue ga bisa nyebut nama asli dia, jadi gue sebut aja nama dia seperti yang ada dalam cerita. Gue kenal dia di awal tahun 2019, kami pdkt cuma singkat, sekitar satu bulan. Rasanya gue sama dia bisa klop gitu, kayaknya kami emang udah ditakdirkan untuk bersamaㅡ walau sebentar. Terus pada tanggal 19 Februari 2019 kami memutuskan melangkah ke hubungan yang lebih dari sekadar teman. 19-02-19 menjadi tanggal yang sangat berkesan dan penting sepanjang hidup gue sampai sekarang.

Rendi orang yang baik. Fakta itu mutlak dan ga bisa dibantah. Bahkan gue kadang berpikir dia itu malaikat yang dikirim Tuhan dalam hidup gue. Karena untuk pertama kalinya ada orang yang bisa sangat mengerti diri gue sedalam dia. Dia orang pertama yang bisa bikin gue 'jadi diri sendiri' di depannya 'tanpa pakai topeng'. Dia tau semua kelemahan gue dan jadi tempat berpulang serta tempat menemukan pelukan paling menenangkan untuk segala kesedihan gue.

Rendi ga pernah lelah dengerin keluhan gue tentang masalah hidup, dan walau sambatan gue udah kayak radio rusak dia selalu nawarin diri untuk jadi pendengar setia. Sebisa mungkin gue juga melakukan hal yang sama. Dan kami jadi pasangan yang saling melengkapi. Tapi masalah itu datang, adalah ketika kami sadar bahwa perasaan yang kami miliki itu salah, hubungan yang terlanjur udah kami jalani itu tidak benar. Karena gender kami sama.

Haha it's sad but true.

Awalnya kami tetap jalani aja apa yang ada, masalah akhirnya bakal gimana dipikir nanti. Tapi semakin lama perasaan kami justru semakin dalam, tentu, karena kami jadi saling bergantung satu sama lain. Hal yang bikin gue ga bisa berhenti merasa bersalah sampai sekarang. Adalah ketika dia yang selalu menenangkan gue bahwa semua akan baik-baik aja, ternyata dia diam-diam menyimpan beban yang amat berat sendirian.

19 Februari 2020 semuanya masih tampak seperti biasa. Kami merayakan anniversary yang pertama, tepat satu tahun kami menjalani hubungan ini. Ga ada yang janggal dari sikap dia, bahkan dia rela menyisihkan waktu disela-sela kesibukannya buat rayain hari spesial itu sama gue, seharian penuh. Tapi, selang satu hari setelah anniv, dia tiba-tiba memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Itu jadi hadiah anniversary terburuk yang pernah gue terima.

Sepupu Rendiㅡ sebut aja Paijo, ngabarin gue kalo Rendi bunuh diri. Tapi ga cuma itu yang kabar yang gue terima. Paijo cerita kalo selama ini hubungan Rendi sama keluarganya ga baik. Dan Rendi udah sempat 'make out' tentang orientasi seksual dia ke orangtuanya yang mana hal tersebut bikin hubungannya sama keluarga semakin hancur. Paijo menyimpulkan itu sebagai penyebab utama mengapa Rendi memutuskan untuk mengakhiri hidup. Rendi mendapat tekanan dari banyak pihak, dan gue baru tau masalah itu pada hari itu juga haha... Rendi terlalu pandai berakting seolah semuanya baik-baik aja.

Gue sebenarnya mau marah. Tapi marah sama siapa? Alhasil gue cuma bisa nyalahin diri sendiri. Andai gue tau kalo semuanya bakal berakibat begini lebih baik gue mundur dari awal. Andai gue tau masalah Rendi, andai hari itu gue ga sibuk sama tugas kuliah, andai hari itu gue bisa kasih Rendi pelukan, pasti Rendi masih hidup. Terserah sih orang mau nyalahin kami kayak gimana, karena hubungan sesama jenis dimata kalian emang salah kan? Apa yang gue dan Rendi jalani ga serendahan itu, bukan karena nafsu tapi karena cinta itu beragam dan banyak bentuknya.

BLUE NEIGHBOURHOOD [ ✓ ]Where stories live. Discover now