Bagaimana jadinya pernikahan yang terjadi hanya karena sebuah kesepakatan?
Akankah Min Haru membuka hatinya untuk suaminya, Choi Yeonjun? Atau... Lebih memilih untuk bercerai, lalu tetap bersama dengan kekasihnya, Kang Taehyun?
---
Note :
- Bahasa...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Hari ini adalah hari Jumat. Lima hari sudah Haru dan Eunji bekerja di bagian keuangan. Dan berhubung hari ini adalah hari Jumat, Yeonjun yang selalu rutin menghampiri dan mengecek pekerjaan para karyawannya itu pun kini bersiap untuk berkeliling ke berbagai divisi.
Dengan blazer hitam dan kemeja putih polos di dalamnya—tak lupa pula dengan dasi berwarna maroon yang terikat rapi di kerah kemejanya, lelaki yang selalu diidam-idamkan oleh para wanita ini mulai melangkahkan kaki keluar dari ruangan kerjanya.
"Aku keliling dulu, Beom," ucapnya pada Beomgyu begitu ia melewati meja kerja sekretarisnya itu.
"Baik, Pak." Beomgyu bangkit berdiri, tak lupa ia sedikit membungkukkan tubuhnya seraya tersenyum kecil. Setelah Yeonjun berlalu, lelaki berkacamata bulat itu melanjutkan pekerjaannya lagi.
Setiap hari Jumat, Yeonjun tak menggunakan lift khusus petinggi perusahaan. Lelaki yang memimpin Starlight Group ini lebih memilih untuk menggunakan lift bersama. Yah, jika dalam kondisi politik, mungkin hal ini bisa disebut dengan 'merakyat'. Yeonjun ingin lebih dekat dengan para karyawannya. Yeonjun ingin berbaur dengan mereka.
"Pagi menjelang siang, Pak Yeonjun." Para karyawan yang berpapasan dengannya tentu saja selalu menyapa seperti itu.
Yeonjun memamerkan senyumnya, membuat beberapa karyawan wanitanya melumer seketika. "Pagi, semangat bekerja, ya!" balasnya seraya melanjutkan langkahnya.
Lelaki itu mulai masuk ke salah satu ruangan khusus untuk divisi pemasaran. Yeonjun memeriksa perkembangan pemasaran produknya. Tak lupa, Yeonjun juga ingin tahu sejauh mana target mereka ke depannya dan apa yang akan mereka lakukan untuk mencapai target tersebut. Begitulah, Yeonjun melakukan itu di setiap divisi yang dikunjunginya.
Hingga akhirnya kini tersisa satu divisi lagi yang perlu Yeonjun kunjungi. Divisi keuangan. Yeonjun sengaja menempatkan divisi tersebut pada urutan terakhir. Yah, Yeonjun memang ingin berlama-lama di sana dan melihat perkembangan Haru selama bekerja.
Yeonjun mengetuk pintu, tak lama ia masuk ke dalamnya. Keadaan begitu hening, para karyawannya fokus pada pekerjaannya masing-masing. Dan begitu ia melangkahkan kaki—masuk sepenuhnya ke dalam ruangan, semua kepala menuju ke arahnya dan segera berdiri menyambut kedatangannya.
"Halo, Pak Yeonjun. Mari masuk, Pak," ucap Hyunjin mempersilakan Yeonjun masuk dan duduk di kursi kosong yang memang sengaja disediakan untuk Yeonjun yang selalu datang setiap minggunya.
"Ya, terima kasih," balas Yeonjun yang segera duduk dan mempersilakan mereka kembali duduk di kursinya masing-masing.
"Loh? Ini anak barunya kok cuma satu? Satunya lagi ke mana?" tanya Yeonjun begitu melihat ada kursi yang tak diduduki.