04 - Tidur

5.4K 763 126
                                    

Seperti yang dikatakan oleh Yoongi kemarin. Malam ini Yeonjun benar-benar datang menjemput Haru untuk segera pindah ke kondominiumnya.

"Kalau begitu, kami pamit, Pak," ucap Yeonjun membungkukan tubuhnya di hadapan Yoongi, berpamitan untuk membawa putrinya itu ke kediamannya.

"Mulai sekarang panggil saya Ayah, Yeonjun. Dalam hitungan hari kamu sudah menjadi menantu saya. Biasakan dirimu," balas Yoongi terkekeh sembari memegang pundak Yeonjun.

Haru yang menatap pemandangan dihadapannya ini mengerutkan dahinya heran.

Sebenarnya anakmu itu aku atau dia sih, Yah? Kok Ayah bisa santai banget gitu ke dia? Sampe ketawa kecil gitu lagi, decaknya iri di dalam hati.

Yeonjun yang mendengar ucapan pria di hadapannya ini ikut terkekeh dan tersenyum padanya. "Tentu, Ayah," balasnya masih dengan senyumannya.

"Ya sudah. Hati-hati di jalan ya," ucap Yoongi akhirnya, yang membuat Yeonjun dan Haru segera menggerakkan tungkainya kembali, melangkah menuju mobilnya.

Mata Haru masih tak terlepas dari presensi lelaki yang kini berdiri sembari melambaikan tangannya dari teras rumah. Bahkan kini senyum kecil Ayahnya itu terlihat.

Ahh kenapa aku jadi gak tega ninggalin Ayah sendirian di rumah?, batinnya.

"Kamu kenapa nunduk gitu? Kamu gak lagi nangis kan, Min Haru?" tanya Yeonjun tiba-tiba, yang membuat Haru segera menghela nafasnya lalu menghempasnya begitu saja.

Pertanyaan dari lelaki dihadapannya ini tak dijawab olehnya. Ia lebih memilih untuk menubrukkan kepalanya ke kaca pintu mobil di sampingnya.

Lagi-lagi helaan nafas terdengar. Yeonjun dengan dahi yang mengernyit heran pun sedikit melirik ke arah gadis di sebelahnya itu—yang ternyata sedang menatap lurus objek-objek yang ada di luar sana dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

Melihatnya yang seperti itu, Yeonjun malah ikut membuang nafasnya. Yeonjun memilih untuk membiarkan gadis itu melakukan apapun yang ia inginkan. Yeonjun memilih untuk tetap fokus pada mobil yang sedang dikendarainya ini.Waktu telah disita oleh jalan raya sekitar empat puluh menit lamanya. Kini Yeonjun sudah menghentikan laju mobilnya di parkiran gedung di mana kondominiumnya berada.

Ia pun melepas seatbelt-nya, lalu menyuruh gadis di sebelahnya untuk segera turun dari mobilnya. Namun, bahkan dua suku kata belum selesai ia ucapkan, ia menghentikan ucapannya. Rupanya, gadis itu tertidur dengan posisi yang sama seperti terakhir kali Yeonjun meliriknya.

Melihatnya yang sedari tadi begitu sendu, Yeonjun jadi merasa begitu jahat dan egois. Yeonjun pikir, gadis ini pasti begitu tertekan karena harus menikah dengannya. Namun, Yeonjun juga tidak bisa membatalkan pernikahan ini. Bagaimanapun juga, Yeonjun sangat membutuhkan bantuan dari Yoongi.

Tatapannya kini beralih pada gadis yang masih tertidur itu. Yeonjun merasa sedikit tidak tega untuk membangunkannya, jadi ia memberikan sedikit waktu lagi untuknya berada di alam mimpinya itu. Tangannya pun bergerak untuk melepaskan seatbelt yang masih terpasang rapih tersebut—agar gadis itu tidak terasa sesak. Yeonjun melepaskannya dengan perlahan agar gadis yang menurutnya sangat menyebalkan ini tidak terusik olehnya.

Pergerakannya itu terhenti seketika. Gadis itu terbangun dan langsung membelalakkan matanya begitu melihat tangan Yeonjun yang masih memegang seatbelt berada tepat di depan dadanya.

Dengan mata yang masih terbuka dan membulat, Haru memundurkan tubuhnya. "Heh! Om ngapain?! Jangan berani-beraninya mesumin saya ya!" teriaknya sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

🦊🦊🦊

Setelah kejadian tadi, kecanggungan antara keduanya pun semakin terasa. Bahkan saat berjalan menuju ke unitnya, tak ada satu pun percakapan di antara keduanya.

Our Fate • Choi Yeonjun [END] ✔Where stories live. Discover now