3/Still friend.

123 24 1
                                    

Selamat membaca💜

**

Tiga hari ini mereka tak pernah menyapa, Lira sendiri juga terlihat menjauhi Andra. Entah itu diam-diam ataupun tidak sengaja tertangkap oleh temannya sendiri.

Seperti saat ini, Apip sedang memperhatikan keduanya. Menatap Andra dan Lira bergantian. Beberapa kali Andra melirik Lira, namun segera menghentikan tindakan itu saat Apip tak sengaja melihatnya.

"Andra, gue minta bantuan boleh?"

Lagi-lagi, Lira hanya bisa menghela napas. Dia harus berusaha tenang mendengarnya, itu hanya pertolongan saja, tidak lebih, Lira harus terbiasa. Dia harus bisa mengontrol rasa tidak sukanya, sama seperti apa yang dulu Andra lakukan didepannya.

"Gue gak ngerti yang ini, ini kan--"

"Sama gue aja sini, gue udah jadi." Seakan mengerti kondisi, Apip mengambil peran seperti halnya teman yang sedia mengajarkan hal tidak mengerti oleh temannya, hanya berakting sementara. Padahal dia ogah-ogahan jika disuruh. Demi Lira, dia tahu gadis itu sedang tidak baik-baik saja.

"Lo lanjutin aja ngerjainnya." ucapnya pada Andra setelah mengambil alih buku Anna yang tadinya di meja cowok itu.

Andra diam tak menjawab, dia tahu Apip sengaja melakukan itu.

Wajah Anna terlihat kecewa, dia mendengus sebelum mengikuti Apip ke mejanya.

"Li, lo pindah bentar gih ke meja Andra, gue mau ngajarin Anna bentar."

Lira mengernyit, gadis itu mendongak menatap Anna dan Apip bergantian.

"Depan kosong, kenapa gue harus pindah?" tanya Lira heran.

"Buku gue kan di laci, kita juga gak mungkin duduk didepan kan ada Rano sama Rafay, mereka berdua lagi pergi bentar lagi juga balik." Apip menjelaskan.

Lira melirik bangku disamping Andra yang kosong. Harus banget ya mereka duduk sebangku?

Melihat keraguan di mata Lira, Anna segera berucap.

"Gak papa, biar Andra aja yang ngajarin gue. Biar Lira gak perlu pindah."

"Gue aja Ann, Andra juga belum jadi." Apip menjawab.

Lira diam sesaat, dia segera beranjak namun bukannya duduk di samping Andra, dia lebih memilih duduk di bangku Rangga yang berada di banjar paling kiri dekat meja Andra.

Andra meliriknya, Lira pura-pura tidak tahu padahal dalam hati mendengus kesal karena dari tadi Andra selalu menatapnya, lalu saat Lira berbalik menatap cowok itu, Andra mengalihkan tatapannya.

"Ngomong aja. Lo mau ngomong apaan lirik gue terus gitu?" Lira akhirnya bersuara.

Andra yang mendengarnya sontak menatapnya kaget.

"Jangan kira gue gak tau lo liatin gue terus,"

"Nanti pulang sama gue...ya?"

Lira berhenti menulis menatap singkat Andra. Gadis itu memutar-mutar pulpen dijarinya, seakan sedang berpikir.

"Oke, tapi gue gak janji. Takutnya nanti lo yang batalin." putus Lira.

Andra yang sedari tadi menunggu jawabannya menghela napas lega. Lira tidak marah, tidak seperti dugaannya. Hanya saja sedikit menyindirnya.

***

"Lo canggung sama gue? Kenapa dari tadi lo diem?"

Andra sudah duduk diatas motornya, menunggu Lira naik saja, tapi bukannya langsung naik gadis itu masih saja mencecarnya dengan pertanyaan yang sama.

My Boy FriendKde žijí příběhy. Začni objevovat