[xx] I Remember Everything

729 113 146
                                    

'If only' those must be the two
sadness words in the world

Mercedes Lackey

─ Mercedes Lackey ─

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Brother ─ started







**

Hari Sabtu yang indah. Burung-burung berkicau menyambut pagi hari di kota London. Udaranya cukup dingin karena sebentar lagi akan memasuki musim salju.

Sebelum salju pertama benar benar turun─Jansen menyempatkan diri untuk duduk di pinggir kolam renang rumahnya sebelum air itu akan membeku menjadi bongkahan es. Hanya merendamkan kakinya saja, tidak benar benar masuk ke dalam kolam. Menatap pantulan dirinya pada air, semakin lama ia menatap semakin mirip wajahnya dengan wajah lawrence serta Darren.

"Hey, good morning.."

Mendengar bias suara Sophia, Jansen langsung menoleh. Dia membawa nampan berisi sepiring roti dan segelas susu putih, ia datang bersama Daisy dan Marcell. Jansen tersenyum lebar begitu melihat gadis kecil itu datang menghampirinya, Daisy itu sangat terkejut saat tubuhnya diangkat oleh Jansen dan ditaruh tepat disebelahnya.

Seingat daisy─Jansen tidak pernah berperilaku hangat kepadanya, apalagi mengajaknya mengobrol, bahkan memberikan senyum saja tidak pernah.

"Bunda," Jansen memanggil sembari menggigit roti yang diberikan oleh Sophia.

"Iya?"

"Kalau Darren itu saudara tiriku, kenapa dia punya mata yang mirip denganku, dad juga bilang dia bukan saudara tiriku, tapi mungkin itu karena dia mencintai ibu darren. Jadi aku akan lebih percaya padamu, apa Darren benar benar saudara tiriku ?" Ia bertanya polos sambil terus menggigit roti yang masih tinggal setengah di tangannya.

Marcell menoleh, kemudian mengerutkan keningnya. Saudara tiri? ia membatin, tidak bisa menebak kemana arah pembicaraan mereka sekarang. Marcell masih menunggu jawaban Sophia, namun sayangnya percakapan mereka harus menggantung karena tangan usil Daisy mendadak mengambil roti kakaknya dan berlari menjauh.

Sambil tertawa lepas gadis kecil itu memancing Jansen supaya ia mengejarnya.

"hey my bread!" Laki laki itu terpancing dan berakhirlah mereka berdua berlarian mengitari halaman belakang rumah yang sangat luas.

"what did you tell Jansen about Darren?" Marcell mengambil kesempatan untuk bertanya. Yang ditanya malah diam, gelagapan bingung ingin menjawab apa.

"Nothing, i just.. i─" Sophia berhenti bicara, tercekat ketika Marcell mendekatkan wajahnya, dan mengunci tatapan wanita itu.

"Kamu tau semua hal tentang Jansen, that means you know that Jansen really loves his brother, right? Jika sampai terjadi apa apa dengan ingatannya mengenai Darren, aku tidak akan diam."

BROTHERUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum