11

8K 1.9K 313
                                    

DONT FORGET TO LIKE AND COMMENT

HAPPY READING

*
*
*
*
*

Dini hari itu juga, Jay memutuskan untuk kembali ke Amerika ditemani Mario. Padahal rencananya, Mario akan memberi tahu tentang kematian Mrs. Jina saat pagi menjelang, namun ikatan batin yang kuat antara Jay dan sang nanny yang begitu kuat membuat Mario tak bisa berkutik ketika tuan mudanya menghampirinya dengan tergesa.

Rupanya tuan mudanya itu bermimpi tentang sang nanny, lalu saat terbangun ia buru-buru menghubungi ponsel nanny nya yang malah diangkat oleh sang satpam. Dan kabar duka itupun ia ketahui.

Untungnya keluarga Jay adalah orang terpandang, jadi tak perlu susah payah mendapatkan tiket penerbangan saat itu juga.

Mario sempat menghubungi Mr. Andrew untuk menjemput saat ia dan tuan mudanya sampai di Amerika. Karena Mario saja tidak tau lokasi kediaman Park di sana.

Pukul 6 pagi, pesawat berhasil mendarat dan tak butuh waktu lama untuk menemukan Mr. Andrew yang sudah menunggu kedatangan sang tuan muda bersama pelayan pribadinya itu.

Kondisi Jay benar-benar membuat Mario dan Mr. Andrew khawatir. Bocah itu sama sekali tak bersuara dengan pandangan yang kosong. Ia banyak menangis hari ini sampai membuat kedua matanya memerah.

Saat sampai di kediaman, proses pemakaman ternyata sedang dilaksanakan. Jay berlalu menuju kamar lamanya dan mengobrak-abrik lemarinya.

Mario hanya memperhatikan apa yang dilakukan sang tuan muda. Ia cemas sekali sebenarnya. Karena Jay sama sekali tak mengucapkan satu katapun sejak sampai di Amerika.

Jay masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengenakan setelan jas yang ia punya. Lagi-lagi Mario hanya bisa diam ketika tuan mudanya sedang bersiap, bahkan tuan mudanya tak meminta bantuan apapun padanya. Semua dilakukan Jay secara mandiri.

"Tuan muda, saya akan menghubungi tuan besar dan nyonya kalau___"

"Mama pasti sedang menemani Jake sarapan dan papa juga pasti sedang mengantar Sunghoon latihan skate. Jangan diganggu."

Mario terserentak. Dalam hatinya ia bertanya, dari mana tuan mudanya mengetahui itu semua? Sepertinya Mario harus diingatkan lagi, tuan mudanya bukanlah bocah biasa. Apapun bisa diperbuat. Termasuk memata-matai orang tuanya sendiri.

Walau ia tetap berpegang teguh bahwa hubungan orang tuanya bisa membaik kembali, tapi hanya untuk saat itu. Tapi sekarang, Jay menarik kesimpulan bahwa keluargnya sudah tak bisa diselamatkan lagi


~DERANA~


Jay hanya diam di belakang rombongan orang-orang yang sedang melakukan proses pemakaman untuk nanny nya. Tak ada satupun air mata yang menetes, Jay hanya berdiri dengan kedua tangan yang ia masukan ke dalam saku celananya.

Mario dengan setia berdiri di belakang tuan mudanya yang terdiam seperti patung. Sesungguhnya ia lebih memilih melihat Jay menangis dengan keras daripada membisu dengan tatapan datar yang menusuk.

Bahkan saat proses pemakaman selesai, Jay justru berbalik pergi menjauh membuat Mario sedikit kebingungan. Ia mengikuti langkah sang tuan muda yang ternyata menuju pada sebuah taman kosong yang ada di samping tempat pemakaman.

Matanya terus memperhatikan tuan mudanya yang sekarang duduk dengan tenang sembari menatap danau yang ada di depannya. Mario hanya berdiri tegak di samping kursi yang tengah ditempati Jay. Membiarkan bocah Park itu larut dalam pikirannya sendiri.

Cukup lama keheningan melanda sebelum akhirnya sebuah suara terdengar menyebut namanya.

"Mario"

"Ya, tuan muda"

"Kau setia padaku?"

Tanpa ragu-ragu Mario menganggukan kepalanya mantap dan menyahut, "setia tuan muda"

"Kau akan selalu mendampingiku?"

"Tentu saja tuan muda."

Setelah itu tak ada pertanyaan lain yang diajukan Jay, membuat Mario entah kenapa merasa bahwa sesuatu akan terjadi. Dan ternyata benar. Karena tuan mudanya mengambil langkah yang menurutnya terlalu jauh namun ia tak ada pilihan lain selain patuh.

"Ikut aku pergi ke Jepang hari ini"


~DERANA~


Okayama, Jepang 2021

Seorang pria dewasa dengan setelan jas rapih melangkah dengan tergesa di sebuah trotoar jalan. Mulutnya menggumamkan kata-kata kasar disetiap derap langkahnya. Pria itu berhenti sejenak di depan sebuah gedung besar yang merupakan bangunan salah satu sekolah menengah atas elit di negeri sakura.

Menghela napas sejenak lalu melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam kawasan sekolah yang nampak sepi karena memang jam pelajaran sedang berlangsung.

Sesekali pria itu menyapa tukang kebun atau tukang bersih-bersih yang berpapasan dengannya. Memang sosoknya sudah biasa mereka temui disini.

Langkah panjangnya tertuju pada sebuah ruangan bertuliskan 'Ruang Konseling' yang sungguh, dia bosan sekali harus memasuki ruangan mencekam itu.

Mengetuk pintu dua kali, lalu memutar kenop. Matanya menangkap seorang remaja laki-laki yang tengah terduduk tenang di depan seorang guru yang sedang berkacak pinggang.

"Permisi ..."

Guru laki-laki itu menoleh dan dengan cepat menghampiri pria tadi.

"Akhirnya kau datang juga Tuan Kim. Aku benar-benar sudah angkat tangan menghadapi sikap keponakan mu ini."

Lalu guru tadi berlalu pergi sambil mengomel-ngomel. Kini tersisa si pria dewasa dan juga seorang remaja yang kini menyunggingkan cengiran lebar.

Pria tadi langsung terduduk di lantai dan menatap frustasi remaja yang malah tertawa.

"Kenapa tingkahmu random sekali sih?! Kemarin menarik wig Mr. Keita, dan sekarang kau mengambil sepatu Mr. Kotaro lalu kau gantung di tiang lampu. Kau salah makan atau apa Jay?!"

TBC

Welcome to this story bujang lanang🎉

Welcome to this story bujang lanang🎉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DERANA || PJS ✔ {Sudah Terbit}Where stories live. Discover now