PELINDUNGMU

1.4K 123 15
                                    

Happy Reading!!!!!









"DOKTER!! SUSTER!!! TOLONG ADA PASIEN!"

Seorang pria berpakaian kaos putih polos yang dipadukan dengan jaket berwarna biru tua tengah berdiri didepan pintu masuk sebuah rumah sakit. Mata pria itu mengedar sembari sesekali menoleh kearah belakang. Lebih tepatnya pada sebuah mobil hitam yang tengah terparkir didepan pintu masuk.

Tak lama seorang pria keluar dengan sedikit kesusahan akibat membopong tubuh seorang gadis yang terkulai lemas ditangannya. Kedua mata gadis itu terpejam seperti seseorang yang tengah pingsan. Menutup pintu mobil dengan kakinya kemudian bergegas menuju pintu masuk lobby.

"SUSTER TOLONG!!" teriak devarga dengan sekuat tenaga.

Tak lama dua orang pria dengan pakaian serba putih dan seorang suster bertubuh pendek berlari kearah mereka berdua. Tentunya dengan mendorong sebuah banker yang akan digunakan untuk membawa seinna nantinya.

"Tolong tidurkan disini. Kita bawa ke ruang ICU."

Dengan cekatan dan penuh kehati-hatian, devarga langsung menidurkan seinna diatas banker kemudian mereka bersama-sama mendorong nya kearah ruang ICU yang terletak diujung lorong lantai 1.

"Tolong tunggu diluar terlebih dahulu, kami akan memeriksa keadaan pasien." ucap sang suster ketika mereka sudah berada di ambang pintu masuk ruang ICU.

Devarga sama sekali tak menggubris ucapan suster itu. Pria itu masih fokus pada seinna dan justru sekarang semakin erat menggenggam tangan seinna seolah tak ingin dipisahkan dari gadis itu barang sejengkalpun. Membuat suster yang tadi mendorong banker seinna harus berhenti tepat didepan pintu masuk.

"Sus ijinkan saya menemani seinna. Saya mohon sus." pinta devarga memohon. Namun suster itu langsung menggelengkan kepalanya. Tanda menolak permintaan pria itu.

"Maaf Pak, anda tidak bisa masuk kedalam. Mohon untuk menunggu pasien diluar." jelas sang suster. Namun devarga sama sekali tidak mengindahkan penjelasan sang suster. Membuat jevan dan kenzo —yang baru tiba bersama teman-teman lainnya— langsung menarik pria itu agar melepaskan pegangannya.

"Lepasin gue njo! Gue mau nemenin seinna!" tegasnya memberontak. Membuat kenzo sedikit kewalahan saat menarik jauh pria itu. Untung saja jevan langsung membantunya. Jika tidak, ah entahlah! Mungkin pria itu sudah menerobos masuk kedalam ruangan.

"Ga! Jangan egois! Kita serahin semuanya sama dokter, oke?" ucap jevan menangkan. Namun devarga sama sekali tak menggubris nya. Pria itu masih berusaha melepaskan diri dari kekangan mereka berdua. Membuat kenzo merasa kesal dibuatnya.

Ah! Jika saja kenzo tidak memaklumi perlakuan devarga dan tidak ingat jika mereka tengah berada dirumah sakit. Sudah dapat dipastikan pria itu akan memukul devarga saat itu juga dan membuatnya pingsan disana, agar tak menyusahkannya. Namun sayangnya kenzo bukanlah teman yang seperti itu.

"Maaf sus atas perlakuan teman saya." ucap kenzo sembari menarik devarga menjauh.

Suster itu mengangguk pelan kemudian menutup pintu ruang ICU. Meninggalkan devarga yang kini mulai lepas dari tarikan kenzo dan langsung menempel pada dinding kaca yang membatasi ruang ICU dengan area luar.

Sei, lu harus bertahan Sei. Gue mohon!

Air mata pria itu tak henti-hentinya mengalir bersamaan dengan merosotnya tubuhnya pria itu keatas lantai rumah sakit yang dingin. Dia benar-benar terlihat hancur hanya karena seinna. Membuat semua teman-temannya diam dan ikut menangis pilu.

Terlebih lagi kenzo.

Pria itu sudah sangat lama berteman dengan devarga dan baginya ini kali keduanya kenzo melihat devarga menangis seperti ini. Pertama dulu saat mamanya meninggal dan yang kedua adalah karena seinna. Dari perlakuannya saat ini, kenzo bisa melihat seberapa besar cinta devarga untuk seinna.

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookWhere stories live. Discover now