DEBAT TERUS!

1.9K 163 4
                                    

Happy Reading...
________________________________________








"Thanks ya udah ngajak gue jalan-jalan."

Seinna tersenyum kearah jendela mobil devarga yang terbuka setengah. Sedangkan devarga hanya mengangguk dengan senyum yang terus terpatri diwajahnya.

"Oke! Gue jemput lu besok pagi. Jangan telat 6.30 udah harus siap oke? See you. Goodnight."

Devarga melambaikan tangannya sebentar kemudian menutup kaca mobil dan bergegas melajukan mobilnya meninggalkan seinna yang masih melambai dengan wajah yang terus dihiasi senyum.

Setelah mobil devarga menghilang dari pandangan, gadis itu segera masuk kedalam rumah karena hari semakin malam dan sekaligus menghindari amukan mamanya jika ia tahu seinna pulang malam.

Ya, walau tadi sore sudah izin ke papanya tapi tetap saja akan menjadi masalah kalau itu berhubungan dengan mamanya, apalagi jika mamanya tahu ia pergi dengan devarga.
Jangan harap bisa lolos dari ceramah maraton malam ini.

Kriett!!


Pintu masuk utama terbuka perlahan. Menampakan ruangan remang-remang minim pencahayaan yang sangat femiliar untuk seinna. Jika dilihat-lihat dan diteliti, sepertinya ayah atau ibunya belum ada yang pulang dari kantor.

Apa mereka lembur lagi ya?

Merasa sedikit aman. Seinna segera menyelinap masuk dan bergegas pergi ke kamarnya. Mengunci pintu dan langsung merebahkan diri diatas kasur empuknya. Tanpa berganti pakaian atau membuka sepatu dulu.

Ditatapnya langit-langit kamar berwarna putih dengan kedua tangan ia lipat sebagai alas kepala.

Mengangat tangan dan memfokuskan pandangan ke sebuah gelang pink yang melingkar ditangannya. Seketika bayangan devarga saat mereka pergi ke pasar malam tadi kembali berputar bagai sebuah film pendek.
Sebuah senyumpun terukir diwajahnya.

Devarga. Pria dingin, misterius dan tukang ngegas ternyata punya sisi manis dan bego juga ya? Xixxixi

Tring!!! Tring!!! Tring!!

Sebuah bunyi notifikasi adanya panggilan masuk sukses membuat semua lamunan seinna buyar. Gadis itu segera membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah benda pipih berwarna putih.

Bara is calling....

Melihat nama bara di layar ponselnya. Raut wajah Seinna berubah datar. Bara jadi kembali mengingatkan Seinna pada tujuan ia dikirim ke Bandung.

Oh astaga! Aku hampir lupa.

Dengan segera Seinna menggeser ikon telfon berwarna hijau dan mengangkatnya.

"Seinna! Lu darimana aja sih? Gue telfonin banyak kali juga gak diangkat-angkat!"

Seinna tersenyum miris. Dari nada suaranya pria itu terlihat sangat panik.

Berjalan santai kearah balkon kamarnya. Semilir angin malam yang menyejukkan sukses membuat seinna merasa sedikit rileks.

"Gue sibuk akhir-akhir ini. Kenapa?"

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookWhere stories live. Discover now