MAAF

1.3K 170 18
                                    

VOTE DULUU!! JANGAN PELIT!😉

Masa yang baca sama yang vote banyakan yang baca sih. Ayolah saling menghargai.

Spam comment yaa, anggep aja buat vitamin author biar up lebih rajin..

Saya tahu kalian orang cerdas yang bisa menghargai karya orang lain.

Typo terdeteksi? Beritahu Author yaa

Happy Reading...
______________________________________







Pagi hari yang cerah. Suara burung yang mulai bersahutan membuka awal hari seorang gadis yang masih engan untuk turun dari kasurnya.

Sebenarnya seinna sudah bangun sedari 1 jam yang lalu, namun entah mengapa hawa dingin yang menusuk kulitnya membuat gadis itu tetap ingin berlama-lama didalam kungkungan selimut hangatnya.

"Seinna ayo bangun sayang!!"

Seinna berdecis kecil saat ibunya dengan gerakan lebih kasar menggoyangkan tubuhnya agar segera bergegas bangun dan sarapan bersama.

"Ma! Masih jam 7 bentar lagi ya?" rengeknya.

Megan menggelengkan kepalanya sembari berdecak pinggang. Sungguh anak semata wayangnya ini sangat- sangat pemalas. Terkadang dia juga bingung harus menggunakan cara apa agar seinna mau bangun tepat diwaktu weekend sekalipun.

"Katanya mau pergi?" tanya megan sembari bersedekap tangan.

Mendengar penuturan ibunya membuat seinna langsung terduduk diatas kasur sembari mengerutkan dahinya bingung. Mencoba berfikir dengan keadaan setengah sadar membuat megan tertawa kecil saat melihat ekspresi lucu anaknya.

"Pergi?" tanya seinna bingung.

Megan mengangguk kecil. Dengan cekatan iapun langsung menarik selimut seinna dan melipatnya.

"Kemaren kamu bilang mau pergi nemuin temen kamu." jawabnya santai sembari menaruh selimut seinna diujung tempat tidur.

Seinna hanya terdiam. Ucapan ibunya masih di proses didalam otak kecilnya dan seketika gadis itu tersentak setelah mengingat bahwa dirinya harus pergi ke rumah sakit pagi ini.

"Oh astaga!" pekik seinna dengan mata membelalak.

Dengan gerakan cepat. Gadis itu segera menyambar bathrob dan bergegas pergi ke kamar mandi. Ah untung saja ibunya mengingatkan seinna, jika tidak pasti dia akan lupa rencananya pagi ini.

Megan yang melihat tingkah buru-buru anaknya hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah.

Huft! Kebiasaan

-|•|-


Tut! Tut! Tut!

Seorang pria dengan baju santai tengah berdiri disebuah balkon apartemen yang terletak di lantai 15. Pria itu terlihat tengah menikmati hembusan angin dan pemandangan langsung kota Bandung dengan tangan kanan memegang benda pipih yang ia taruh didekat telinga.
Sepertinya ia tengah berusaha menghubungi seseorang.

"Halo bos?"

Sebuah suara tegas nan berat mulai terdengar dari dalam ponselnya membuat pria itu tersenyum senang.

"Kirimkan satu tim eksekusi. Gue udah nemuin keberadaan orang itu." ucapnya sembari tersenyum miring.

"Baik bos! Akhirnya kita bisa mendapatkannya juga."

Dear D : : love or Die? | Revisi Full BookWhere stories live. Discover now