bonus chapter; for you

144 6 0
                                    

Ini untukmu, Gabriela.

Karena segalanya memang hanya untukmu.

Sekarang aku berada di sampingmu, mengamatimu yang tengah membingkai fotoku dan Lavender. Aku senang kau memenuhi ucapanmu untuk tetap membuat Lavender mengingat jika aku ayahnya. Meski kini ada pria lain yang bersedia menjadi sosok ayah untuknya.

Setelah menggantungkannya di dinding kamar Lavender, kau juga meletakkan foto yang lain di nakas samping ranjang. Kali ini hanya fotoku seorang diri. Foto yang baru kutahu kau ambil diam-diam ketika di atas panggung.

Lalu kau duduk perlahan di bibir ranjang Lavender. Kita sama-sama menatap wajah polos Lavender yang masih tertidur. Kau mengusap kepalanya dan mengecup keningnya, sangat penuh cinta, sampai-sampai aku ragu adakah seorang ibu sesempurna dirimu?

Kupikir semua foto usai kau pajang, tetapi aku memperhatikanmu mengeluarkan sebuah foto terlipat dari dalam sakumu. Kau membukanya dan mulai menangis. Air mata yang kutahu bermaknakan sebuah penyesalan.

Foto itu ... foto kita berdua, ketika dunia seakan hanya milik kita. Kau masih menyimpannya dengan baik.

Aku pernah mengatakannya padamu jika aku tidak akan meninggalkanmu. Dan aku benar-benar menepatinya. Aku tidak pernah pergi, Gabriela. Aku masih di sini. Aku melihatmu. Aku selalu bersamamu dan putri kita.

Hanya saja kali ini kau tidak akan melihatku. Aku sedikit kesal karena tidak bisa berbicara denganmu lagi, tetapi dengan melihatmu masih bernapas telah menjadi hal besar yang patut kusyukuri.

Aku telah memilih. Aku memilih untuk melihatmu dalam dunia yang berbeda.

Aku melihat saat kau kembali ke Los Angeles dan meninggalkan rumah yang telah kau beli di Hawaii. Kau datang ke acara pemakamanku. Kau tidak menangis demi Lavender dan Mom. Kau terus menguatkan Mom dan senantiasa memberinya pelukan hangat.

Namun, aku juga melihat, bagaimana hancurnya dirimu ketika hanya sepi yang menemanimu. Kau seperti kehilangan hidup. Bahkan jika hidup, kau seperti dihantui rasa bersalah terhadapku.

Semenjak kepergianku, kau semakin keras kepala. Kau tidak memperdulikan siapapun yang berbicara denganmu, kecuali Mom dan Lavender. Bahkan kau ingin pria yang baru kuketahui bernama Hans itu pergi dari kehidupanmu.

Hans pria yang baik. Dia tetap bersamamu meski kau telah memintanya pergi. Dia tidak lelah merayumu untuk kembali menjadi dirimu yang dulu, yang murah senyum dan wanita yang kuat. Aku senang dia mencintaimu dan putri kita dengan segenap jiwanya. Dan kuakui dia tampan dan lebih tinggi dariku. Dia pria yang bertanggung jawab atas ucapannya untuk menjagamu dan Lavender. Aku mempercayai pria itu untuk bersamamu, Gabriela.

Tepat di dua minggu setelah kepergianku, kau seperti bukan dirimu. Pertahananmu roboh dan tidak lagi memikirkan Lavender. Aku melihat jelas bagaimana kau hendak melompat dari atas jembatan. Aku bersyukur Hans datang dan berhasil menggagalkan rencana bodoh itu.

Andai saja kau tahu, kau tidak pernah sendirian. Aku selalu berada di sampingmu. Jangan khawatir.

Setiap hari Rabu dan Minggu, kau rutin mendatangi makamku. Rabu karena hari pertama kita bertemu, dan Minggu adalah hari pernikahan kita. Kata-kata maaf adalah yang selalu kudengar setiap kali kau berkunjung.

Entah kapan kau akan bangkit dan kembali memasang senyuman yang dulu selalu memikatku.

Lavender sendiri tidak jarang menanyakan keberadaanku padamu. Membuatmu harus menjelaskan dengan bahasa yang paling sederhana untuk anak kecil berusia dua tahun lebih. Lavender masih gemar mengenakan helm spidermannya, yang mana semakin mengingatkanmu padaku.

Gabriela, aku mencintaimu dan tidak akan pernah menyesalinya. Menjadikanmu milikku hingga memiliki Lavender di hidupku adalah hal terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.

Aku pernah di sana untuk mewarnai harimu. Melakukan apapun yang terbaik demi dirimu. Menjauhi batu bara demi membuat berlian sepertimu untuk tetap ada di hidupku. Aku menemukan tulang rusukku dan harus menjaganya sampai aku pergi. Dan kau ... kau belum berhenti. Ada seseorang yang akan membuat hidupmu lebih berarti dari sebelumnya. Aku hanya seseorang yang mengisi separuh hidupmu untuk membuatmu mengerti jika kau pantas untuk dicintai.

Aku merindukan kehangatanmu saat kau terlelap di dekapanku. Aku merindukan bagaimana tanganmu mengusap pipiku lembut. Aku merindukan bagaimana kita berdebat tentang hal-hal kecil.

Maaf karena telah membuat air matamu terus jatuh. Kau harus kuat. Aku menyukai pilihanku, Gabriela.

Dan tolong berbahagialah. Kau masih memiliki pilihan yang bisa kau pilih. Terus rajut kisah dalam hidupmu sampai takdir yang menentukan akhirnya.

Aku akan selalu di sini untuk menantikanmu menuai senyum dan bahagia di setiap harimu. Aku di sini.

Aku selalu di sini, Gabriela. Bertahanlah.

END

StuckWhere stories live. Discover now