28. with papa

2.4K 303 45
                                    

Huaa, dah lama gak update.

Kangen gak nih 😅

Rara POV

Fokus gw teralihkan semua pada chenle yang sedang menceritakan kegiatannya tadi -sewaktu bertemu dengan yangyang- hingga menceritakan kisah hidup Yangyang.

Jujur, hal itu membuat gw sedikit merasakan apa yang dirasakannya.

Walaupun gw gak yakin bisa benar-benar merasakan apa yang chenle rasakan. Mengingat gw berada di dalam keluarga yang penuh kasih sayang. Bahkan gw punya kakak, Abang serta adek  yang sangat protect dengan gw.

Setidaknya, gw sedikit memahami bahwa baik chenle maupun yangyang memiliki kisah pahitnya sendiri.

Fyi. Posisi gw dan chenle kali ini sedang duduk dengan bersandarkan headboard. Tangan gw sedari tadi tak henti-hentinya memainkan rambut chenle. Sedangkan chenle, dia sedang asik bercerita sambil memeluk pinggang gw dengan erat sabil kepalanya di letakkan di ceruk leher gw.

"Gege harus banyak bersyukur ya nak. Walaupun Gege hanya di besarkan oleh mama, tapi Gege bisa hidup dengan bebas tanpa di bawah tekanan" kata gw yang membuat chenle mendonga menatap gw.

Chenle mengangguk sambil tersenyum samar.
"Gege bersyukur kok Bun. Walaupun sempat kena bully sama teman-teman karena gak punya papa. Gege tetap bersyukur karena mama selalu menjaga dan mendidik gege Hingga akhir hayatnya"

Gege men-jeda kalimatnya sejenak sambil kembali memamerkan senyuman singkatnya.
"Em, gege juga bersyukur karena disaat Tuhan mengambil mama dari Gege, tuhan langsung menggantikan sosok ibu yang sama baik dan sayangnya seperti mama. Bahkan gak cuma itu, Gege sekarang juga punya papa dan adik-adik. Salah satu hal yang dulu Gege anggap mustahil"

Dengan perlahan gw mengelus pipi chenle yang sudah basah karena beberapa tetesan air matanya yang jatuh.

"Jangan tinggalin Gege ya Bun" suara chenle dengan lirih

"Tentu. Bunbun, papa dan adik-adik nggak akan pernah ninggalin Gege. Bunbun janji akan selalu setia mendampingi Gege sampe Gege sendiri yang memilih untuk gak mau di dampingi lagi sama Bunbun"

Gw melihat Chenle menggeleng dengan cepat. Seakan tak menyutuji perkataan yang barusan gw lontarkan padanya.

"Gege gak sebodoh itu untuk meninggalkan pemberian tuhan yang amat sangat indah dan sempurna nya. Gege janji Bun, kelak Gege akan buat papa sama Bunbun bangga atas prestasi Gege" kata chenle yang kembali mengembangkan senyumannya

Ngomong-ngomong membuat bangga. Gw rasa chenle sudah banyak membuat bangga gw dan kak jaehyun.

Dengan prestasi akademik dan prilakunya yang amat sangat baik. Cukup membuat gw dan kak jaehyun bersyukur karena dianugerahi chenle dalam keluarga kami.

"Eh ya ge. Tapi, papa sama Bunbun gak akan melarang kamu untuk menginap atau hanya sekedar bertemu dengan papa Kris loh. Next time, sehabis kita balik ke Korea. Gege bisa kok sering-sering pulang balik China Korea dengan alasan bertemu dengan papa Kris"

Tanpa menjawab, chenle pun memutuskan kontak mata dengan gw. Lalu kembali meletakkan kepalanya di ceruk leher gw.

"Masih gak mau maafin papa Kris?" Tanya gw pelan sambil kembali memainkan rambutnya

Yup, gw kerap takut jika chenle memang memilih untuk tidak tinggal lagi bersama kami.

Tapi, gw juga gak mau membiarkan chenle terus menerus memiliki dendam terutama dengan papanya.

Entah kenapa, hati kecil gw menyuruh agar chenle segera berbaikan pada pak Kris.

"Papa? Rasanya untuk menyebutnya dengan panggilan itu, chenle gak sanggup Bun. Apa alasan Gege supaya dia pantas di panggil papa?" Tanya chenle sambil kembali merekatkan pelukannya

[3] Keluarga papa jaehyun - Jung Jaehyun♾️Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu