13

5.2K 466 16
                                    





HAPPY READING

***

Setelah memberi tau kedua orang tuanya mengenai perpindahan kampus ke luar negeri itu aleena pun diam termenung di kamarnya.

Kini ia tengah menimbang nimbang apakah keputusannya itu sudah benar.

Beberapa kali ia merasa ragu tapi aleena coba meyakinkan diri bahwa keputusan yang di pilihnya itu sudahlah benar dan memang paling terbaik untuk semuanya.

Aleena pun merebahkan badannya di atas kasur, lalu memejamkan matanya sambil menghela napas pelan.

"kenan apa keputusanku ini udah bener? Apa kalo aku pergi kamu bisa bahagia?" gumamnya pelan.

"kalo boleh jujur.... A-aku nggak mau pergi ken...hiks...A-aku pengen disini aja hiks... sama orang tuaku dan ka-kamu ken hiks..."

Air mata aleena mengalir begitu saja dengan derasnya, jujur ia tak mau pergi tapi ia takut kalau keberadaannya hanya akan menjadi pengganggu saja.

Berpisah dengan kenan membuatnya menjadi aleena yang pendiam, pemurun tapi juga membuatnya menjadi lebih dewasa lagi.

Sekarang ia akan memikirkan dulu akibat dari setiap perkataan dan perbuatannya pada orang lain, kini juga ia menjadi lebih menjaga sikapnya dibanding saat ia dulu.

Sebetulnya saat ini kedua orang tua aleena, leon dan bianca tengah mengintip putri mereka itu dari sela sela pintu.

Benar saja dugaan mereka kalau kepergian aleena bukan benar benar berasal dari hatinya, tapi karena keadaan lah yang membuatnya terpaksa harus pergi.

Bianca dan leon saling bertatapan, mereka jadi bingung harus membiarkan aleena pergi atau tetap tinggal.

Disisi lain kini aleena sudah berhenti menangis dan ia tengah menghapus air mata di wajahnya.

"nggak! Pokoknya nggak boleh cengeng! Mulai sekarang gue nggak boleh cengeng dan nangis kaya gini lagi! Dewasalah aleena!" ucapnya.

"pah...bagaimana ini?" bisik bianca menatap suaminya itu dengan tatapan sedih.

Leon pun langsung menarik tubuh istrinya itu ke dalam pelukannya, ia usap perlahan punggung bianca.

Ia juga bingung harus bagaimana menanggapi permintaan aleena itu.

"tapi sebelum gue pergi, setidaknya gue pengen minta maaf sama kenan dulu, dan kalau bisa gue pengen jadi temennya" ucap aleena.

"hah... Padahal dapet maaf dari kenan aja belum tentu dan sekarang gue udah pengen jadi temennya, nggak tau diri banget ya gue. Tapi nggak papa lah lagipula setelah kepergian gue kenan pasti bisa mendapat seseorang yang jauh lebih baik"

"gue harusnya bisa tempat gue dimana, dan seiring berjalannya waktu kita pasti bisa temenan"

Tapi tiba tiba saja hati aleena terasa ngilu membayangkan kenan bersama perempuan lain, tapi mau bagaimana lagi.

"mungkin gue harus mulai dari ngasih dia chat? Ah coba aja lah"

Aleena ambil hpnya dan dibuat terdiam saat ingat bahwa nama kenan di kontaknya saat ini masih lah sama seperti dulu.

KENAN Where stories live. Discover now