009-Potret

46 23 3
                                    

Matahari mulai menyembunyikan wajahnya di ufuk barat. Tapi Yoora masih ada di jalanan bersama dengan Jinyoung. Dia tengah meliput sebuah berita kebakaran yang membuat langit sore tampak begitu gelap karena asap yang menyembur hingga terlihat seperti gumpalan awan hitam.

Para petugas pemadam kebakaran tengah sibuk mengevakuasi para korban kebakaran apartemen. Orang-orang berhamburan berusaha menyelamatkan diri.

"Telah terjadi kebakaran di sebuah apartemen yang berada di Distrik Geumcheon. Para petugas pemadam kebakaran tengah berusaha mengevakuasi para korban dan juga tengah berusaha memadamkan api. Diduga, api ini berasal dari lantai dua, sementara orang-orang yang berada di atas lantai dua masih terjebak dalam kebakaran."

Jinyoung terdiam sambil memfokuskan kamera pada titik api berasal, yaitu pada lantai dua. Dia mengarahkan kamera pada sebuah jendela yang di mana seorang wanita dan anak laki-laki melambai meminta pertolongan. Petugas damkar berusaha menyelamatkan para korban. Banyaknya mobil yang terparkir di sana membuat mobil damkar kesulitan menjangkau gedung.

Bruk

Seorang lelaki dengan nekat tiba-tiba melompat dari lantai empat. Jinyoung berhasil merekam peristiwa itu. Seperti tak ada sedikit pun yang ia lewatkan dari setiap peristiwa. Rintihan, tangis, wajah penuh kecemasan. Jinyoung merekam dan memotretnya tanpa sedikit pun kehilangan momentum itu. Yoora sudah menyingkir dari hadapan kamera. Dia kini berada di samping Jinyoung melihat kelihaian Jinyoung bermain kamera.

Yoora menunduk karena kepalanya yang terasa pegal. Kantuk tak dapat ia singkirkan, karena lelah bekerja seharian. Tiba-tiba saja ada kabar kebakaran dan dia harus meliputnya. Matanya berusaha tak tertidur, dia menguatkan tubuhnya meskipun dengan wajah tertunduk.

Citt citt citt

Suara decitan mengganggu pendengarannya, mata Yoora mendadak terbelalak mencari sesuatu yang sepertinya merambat kakinya. Seekor tikus berlarian menuju tempatnya berdiri. Dengan rasa takutnya Yoora menghentak-hentakkan kakinya ke tanah, menyingkirkan tikus itu dari dirinya.

"Jinyoung-ah!" teriak Yoora.

Mengalihkan perhatian Jinyoung dari kebakaran. Dia melihat Yoora yang bergidik menghentakkan kakinya. Dia terlihat ketakutan dengan tikus yang mermbat kakinya. Terus menghentak-hentakkan kakinya.

Duk

Suara hentakan itu dari kakinya, mengalihkan perhatian orang-orang terhadapnya.

Duk

Lagi, Yoora belum berhenti menghentakkan kakinya.

"Apa yang terjadi, Yoora?!" tanya Jinyoung bingung.

Yoora yang mengggaruk-garuk leher karena rasa geli yang merambat hingga ke seluruh tubuhnya. Tikus akhirnya pergi, tapi Yoora masih menghentakkan kakinya yang terasa geli. "Haaaa ha ha," isak Yoora.

Kamera Jinyoung belum mati. Earphone yang terpasang di telinganya, tiba-tiba saja terdengar suara bentakan, "Yak! Bodoh! Jinyoung-ssi! Apa yang kau lakukan, hah?!" umpat Hwijae.

Dari Pak Shim Hwijae yang mengawasi liputan mereka. Menegur Jinyoung yang ceroboh merekam Yoora bukannya merekam kejadian kebakaran.

"Ne-ne Sunbaenim," balas Jinyoung.

Sekelibat bayangan membuat perhatian Jinyoung teralihkan. Dia pemuda dengan wajah datar tengah berdiri menatap Yoora tepat berada di belakang Yoora saat ini. Memakai kaos putih dan kemeja polos berwarna cokelat yang tak dikancing.

Puk

Jinyoung menepuk pundak Yoora menegur, "Yoora!"

Yoora langsung mengangkat wajahnya menatap Jinyoung. Dengan raut wajah penuh tanda tanya. Karena wajah Jinyoung yang terlihat kebingungan. "Ah, gwaenchana Jinyoung-ah."

A Boy Without Identity | Kim Nam Joon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang