020-Midnight Killer

36 15 3
                                    

Jalanan mulai tampak sepi dan lampu-lampu pada gedung-gedung apartemen mulai padam. Menjadi pekerja magang bukanlah satu hal yang menyenangkan. Seungkwan pikir, pekerjaannya tak akan begitu sulit. Tapi bekerja sebagai pegawai magang di perusahaan ternama memang memiliki tantangan tersendiri.

Ini sudah hampir tengah malam. Perjalanan dari kantor ke rumah membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam. Sudah pukul sebelas malam ketika ia melirik ke arah jam tangan yang berdenting kecil.

"Lebih baik aku pulang sekarang sebelum Eomma menelponku," kata Seungkwan lirih.

Setelah mematikan laptop dan menutupnya. Ia bergegas meninggalkan kantor. Menuju tangga yang mengarah pada basement. Ia mendapati hanya mobilnya dan mobil seorang lagi, yaitu mobil milik Do Sinju. Entah apa yang sedang gadis itu lakukan, dia tampak sedang kebingungan.

"Sunbae! Kenapa kau belum pulang?" tegur Seungkwan.

"Seungkwan-ssi. Ah, bagaimana ini? Aku tidak enak mengatakannya padamu. Bisakah kau mengantarkanku pulang?"

"Ada apa dengan mobilmu?" tanya Seungkwan.

"Aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Tapi mesin mobilku tiba-tiba mati," tutur Sinju.

"Begitu rupanya? Baiklah. Akan kuantarkan kau pulang," kata Seungkwan tanpa ragu.

"Terima kasih. Seungkwan," ucap Sinju. Tak lama kemudian ia masuk ke dalam mobil Seungkwan. Setelah Seungkwan sendiri masuk ke dalam mobilnya.

Mobil itu keluar dari basement. Jalanan memang sudah tampak sepi. Hanya ada beberapa mobil yang melintas. Akan bahaya jika seorang perempuan pulang sendiri. Mereka berdua masih sama-sama magang, tapi Seungkwan sebentar lagi akan diangkat menjadi pegawai tetap.

"Aku sangat iri denganmu, Seungkwan. Padahal kau baru sebentar magang, tapi sebentar lagi kau akan diangkat menjadi pegawai tetap," ucap Sinju.

"Ah Sunbae. Aku sebenarnya juga tidak sebagus dirimu saat bekerja," pungkas Seungkwan.

"Dia mungkin saja menggunakan orang dalam. Karena dia memang anak orang kaya," batin Sinju sengit.

Obrolan itu berhenti seketika. Tak ada suara lagi di antara mereka. Hanya suara mesin mobil yang mendampingi mereka. Sepi dan jalanan terlihat begitu lengang. Sebuah gang sudah terlihat, rumah mereka sebenarnya tak begitu jauh. Hanya saja Sinju tinggal di pemukiman masyarakat menengah ke bawah. Sementara Seungkwan tinggal di kawasan masyarakat menengah ke atas.

"Bukankah gang itu menuju rumahmu?" tanya Seungkwan setelah melihat gang yang mengarah pada rumah Sinju.

"Iya benar."

Seungkwan memberhentikan mobil begitu sampai di depan gang itu. Sinju yang sudah merasa lelah juga bergegas turun sebelum akhirnya berpamitan dengan Seungkwan. Kaca mobil turun, dan saat itu Seungkwan mengucapkan salam perpisahan pada Sinju.

"Hati-hati, Sunbae."

"Kau juga hati-hari saat menyetir," balas Sinju.

Mobil itu bergegas pergi dari pandangan Sinju. Ia mulai memasuki gang dan tangga yang menanjak menuju rumah. Lampu-lampu rumah sudah terlihat padam dan tampak gelap.

Drrttt

Langkahnya terhenti begitu ia merasakan getaran pada saku coat. Sinju mengecek ponselnya dan didapati sebuah pesan dari kontak dengan nama, '내 남자 친구'. Atau, 'Nae Namja Chingu', yang berarti pacarku.

|Maafkan aku, Sinju. Kita harus mengakhiri hubungan kita. Aku berasal dari keluarga berada dan kau, hanya seorang anak dari penjual ikan. Orang tuaku tidak setuju dengan hubungan itu.

A Boy Without Identity | Kim Nam Joon ✓Where stories live. Discover now