030-Rahasia Dokter Park

24 15 2
                                    

Malam itu ketika Namjoon bersama dengan Walikota Yoon dan Louis. Setitik cahaya yang muncul dari kegelapan mengalihkan pandangannya. Namjoon menunduk karena menyadari itu.

Dari sebuah lemari yang pintunya sedikit terbuka. Ia berdiri di belakang Walikota Yoon yang tengah berbincang dengan Louis malam itu. Sehari setelah ia menemukan portal itu. Namjoon kembali menuju gedung terbengkalai yang akan dijadikan kasino ilegal.

Pemuda itu sudah berdiri di depan lemari itu. Dengan perasaan campur aduk. Ia pelan-pelan membuka lemari. Dan, sebuah portal untuk kembali menuju masa lampau. Ia akhirnya menemukan portal itu.

Kakinya hendak melangkah masuk, tapi tiba-tiba... Brakk.

Tubuhnya terpelanting jauh entah mengapa. Ini adalah tempat Louis membunuh dirinya dalam wujud reinkarnasi. Kenapa portal ini tidak bisa ditembus?

Namjoon mencobanya lagi, seperti tadi. Pelan-pelan barangkali ada sesuatu yang membuatnya tak bisa memasuki portal waktu itu. Kakinya melangkah lagi dengan tenang.

Brakk

Ia terpental lagi, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa portalnya masih tak bisa ditembus? Berkali-kali ia mencoba dan gagal lagi. Tubuhnya hanya merasakan sakit berkali lipat. Pundaknya sedikit cedera karena tersentak dengan dinding.

"Kenapa aku tidak bisa melewati portal itu?" tanya Namjoon pada Jimin yang sudah duduk dengan santai di ruangannya, Rumah Sakit Shinjin.

"Kau belum menyelesaikan hukumanmu," ucap Jimin yang membingungkan.

Kulit di antara kedua alis Namjoon mengerut menjadi tiga bagian. Dia belum mengerti kenapa harus menjalani hukuman. Apa yang dimaksud hukuman itu?

"Hukuman? Kenapa aku harus menjalani hukuman?" tanya Namjoon.

"Di masa lalu... Kau sudah membunuh pasien wabah yang tidak bersalah. Jadi di masa ini, kau harus membantu dirimu sendiri dalam wujud reinkarnasi untuk mencari tahu keberadaan seorang pembunuh. Itu hukuman yang harus kau tanggung," kata Jimin.

"Selama pembunuh berantai itu belum ditemukan, arwah dari korban tidak akan bisa tenang. Kau bisa melewati portal itu jika para arwah korban sudah tenang," imbuh Jimin.

"Lalu kau. Portal mana yang kau gunakan? Aku juga ingin menggunakan portal waktumu agar cepat sampai di masa lampau," ucap Namjoon memaksa.

Hutan Yongmasan. Awal ketika Park Ji Min yang tiba-tiba lari dari rumahnya sendiri. Seseorang pernah mengatakan, jika ia menuju hutan, dia akan menemuka seseorang yang dia ingin temui meski sudah tiada.

Jimin menuju sebuah hutan dengan perasaan yang sudah hancur menjadi potongan kecil. Potongan-potongan hati yang berusaha ia satukan kembali. Rahasia keluarga Park yang tak diketahui keluarga lain. Jimin yang saat itu mengenakan hanbok dan topi gat yang sudah terlihat lusuh karena dia terus mengabaikan dirinya sendiri.

Kaki yang sebenarnya sulit sekali melangkah barang sejengkal. Dia berjalan masuk ke dalam hutan. Hutan yang jauh dari bising kota. Dua buah menara yang menyatu tiba-tiba membuka di depan mata kepala Jimin. Sebuah batu yang terletak di sana. Ada guratan dalam Aksara Cina. mengatakan bahwa, pintu menuju dimensi waktu lain yang hanya dapat dilintasi keluarga Park.

Dan saat itulah, Jimin mengerti apa yang dimaksud sang kakek. Menemukan Hwajin di masa depan dalam wujud reinkarnasinya. Jimin memutuskan untuk melintasi portal itu. Dan saat itu pula, ia melintasi waktu.

"Tapi Yoora... Yang adalah reinkarnasi dari Hwajin, dia justru jatuh cinta padamu," ucap Jimin dengan getir yang menjalar ke seluruh urat lidahnya.

Namjoon tertunduk, mengingat kejadian itu lagi. Memang benar jika dia harus menjalani hukuman yang setimpal karena sudah membunuh ratusan nyawa tak bersalah. Hwajin yang sebenarnya adalah penduduk Silla, yang seharusnya dia lindungi justru ia bunuh.

Dengan perasaan hancur ketika mengingat kejadian itu, tangan yang mengepal mencoba menahan amarah dan tangis yang sebenarnya ingin terjatuh. Jimin mencoba mendongak perlahan, menatap wajah lelaki yang sudah membunuh kekasihnya.

"Ada sesuatu yang harus kutunjukkan padamu," ucap Jimin lirih.

Namjoon turut mendongakkan kepala, mengikuti arah Jimin yang berjalan menuju sebuah pintu yang berada di dalam ruangannya. Bukan pintu keluar dari rumah sakit. Namun pintu lain yang belum Namjoon ketahui.

"Ttarawa!" pinta Jimin.

Menyuruh Namjoon untuk mengikuti langkahnya menuju pintu itu. Jimin menekan kode ruangan dan setelah itu pintu terbuka. Sebuah tangga kecil berjumlah sekitar sepuluh anak tangga.

Jimin berbelok diikuti Namjoon. Sebuah ranjang dengan seseorang yang terbaring di sana. Alat-alat medis yang terpasang demi keselamatan nyawa pasien itu.

"Dia sudah koma 337 hari," kata Jimin.

Lelaki yang merupakan wujud reinkarnasi dari Namjoon. Terbaring koma cukup lama karena pembunuhan itu.

Malam itu, ketika Kim Tae Hyung melintas di depan Gedung One Air Entertainment. Dia duduk di jok belakang dan pandangannya teralih pada sebuah mobil yang berjalan menuju Kota Incheon. Seperti lelaki yang tertidur sambil terduduk di jok belakang. Mobil itu tampak mencurigakan, sampai Taehyung melihat rambut seperti milik seorang wanita keluar di sela-sela bagasi.

Lelaki bertudung jaket hitam yang tampak mencurigakan. Taehyung mengikuti lelaki itu yang menyeret karung dalam ukuran besar, seperti cairan merah yang mengalir keluar dari karung itu.

Rasa penasaran itu membuat Taehyung memberanikan diri. Dan ketika lelaki bertudung jaket itu keluar dari pelabuhan, Taehyung diam-diam mengecek tiga orang di dalam karung itu. Seorang pekerja di sana hampir saja melarung ketiganya, tapi Taehyung berusaha mencegahnya. Dia mengecek satu per satu kondisi tubuh itu. Seperti sudah tak bernyawa, tapi ketika mengecek kondisi Namjoon, rupanya dia masih hidup.

"Kim Taehyung yang memintaku merawatnya," ucap Jimin.

"Jadi... Selama ini... Diriku dalam wujud reinkarnasi masih hidup dan koma? Kau yang menyembunyikannya?" cecar Namjoon.

"Iya. Kau harus menjalani hukumanmu di masa lalu terlebih dahulu agar dia bisa hidup lagi," tutur Jimin.

Air mata yang tak Namjoon sangka akhirnya terjatuh. Sedikit membasahi pipinya. Sebegitu jahatkah dia sampai dirinya dalam wujud reinkarnasi harus menderita seperti ini?

"Bagaimana bisa dia yang tak tahu apa-apa harus menanggung dosaku?" sesal Namjoon, dengan suara yang nyaris tak terdengar.

A Boy Without Identity | Kim Nam Joon ✓Where stories live. Discover now