#Part 3

565 459 331
                                    

Happy Reading ✨

.
.
.

Diana yang merasa hatinya seperti terbakar kemudian pergi dan menjauh menuju teras rumahnya. Disana ia mulai menitihkan air mata, ia tidak percaya gadis yang selama ini yang hanya ia dengar namanya kini muncul tepat dihadapannya. Melihat kedekatan antara Nolan dan anggel membuat Diana semakin bersedih.

"Nolan ternyata udah punya -hikss hikss" Diana merasakan sesak di dadanya yang membuatnya sulit untuk berkata-kata.

"Diana? Kamu kenapa?" tanya Ellisa yang tiba-tiba saja berada disamping Diana.

Mendengar suara kak Ellisa, Diana dengan cepat mengusap air matanya.

"Kak Lisa," ucap Diana dengan mata sembabnya.

"Loh,, Diana habis nangis?" tanya ka Ellisa -khawatir.

"Enggak ko kak, tadi ada serangga yang masuk ke mata Diana," Diana tersenyum berusaha menahan tangis.

Tapi seharusnya Diana tidak menangis sebab Nolan itu bukan siapa-siapa Diana, Nolan cuma ipar Diana aja. Diana juga nggak punya hak buat nge-larang Nolan untuk dekat dengan siapa pun. Entah Anggel itu pacar atau sahabat Nolan, tidak apa-apa. Nolan punya hak sendiri buat nentuin siapa pacar, sahabat ataupun teman nya.

"Diana beneran nggak apa apa?" Ellisa kembali bertanya sesaat setelah melihat air mata Diana menetes.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun Diana bangkit lalu berlari meninggalkan Ellisa.

***

Disisi lain Nolan tengah mengobati Anggel akibat terkena serpihan gelas tadi. Nolan terlihat sangat cemas bahkan ia sampai menitihkan air mata.

"Maafin Nolan yah kak. Nolan nggak sengaja." ucap Nolan.

"Iya, nggak apa apa kok. Lagian cuma luka gores aja bukan luka tusuk... Cobra." Ucap anggel dengan menekankan kata 'cobra'.

Aku jelasin sedikit yah, jadi sebenarnya Anggel itu kakak pertama Nolan sebelum kak Ellisa. Waktu umur 5 tahun Anggel pernah diculik dan setelah ditemukan Anggel jadi depresi akibat kekerasan fisik dan mental yang didapatinya, jadi keluarga mereka mutusin buat ngerawat Anggel di tempat yang sedikit tertutup dan jauh dari keramaian.

"Kak, Nolan udah bilang jangan pernah sebut nama cobra. Nolan nggak suka!" raut wajah Nolan seketika berubah, bahkan ia sampai memalingkan wajahnya dari Anggel.

Anggel mendongakkan kepalanya, menatap langit-langit kamar dan mulai berbicara.

"Diana, apa kabarnya yah? Diana dan bayinya gimana? Udah makan nggak yah? Kakak rindu." ucap Anggel.

"Kak, kakak nih apa-apaan sih. Nolan udah bilang jangan bahas itu lagi. Kalau Kakak terus-terusan bahas soal Diana, Nolan bisa ketahuan kak." ucap Nolan dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Kalau kakak masih nggak suka sama perbuatan Nolan yang dulu. Kakak mending lapor polisi terus menjarain Nolan aja. Nolan capek kak, setiap ketemu kakak bahas Diana, Diana, Diana!!!" Nolan yang merasa lelah dengan sikap anggel, kini membanting sebuah album tepat dihadapan Anggel.

"Kakak lihat! Diana udah mati kak!" Nolan menunjuk album foto yang dilemparnya tadi lalu berlalu pergi.

Anggel menatap lesu sebuah foto yang ada dihadapannya itu. Ia mengusap-usap foto itu lalu menitihkan air mata.

"Diana" gumam nya.

***
Diana kini tengah asik bermain dengan ponselnya. Diana terus memakan satu persatu snack yang ada dihadapannya tanpa henti, mungkin untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

𝐃 𝐈 𝐀 𝐍 𝐀 (𝐄𝐧𝐝)Where stories live. Discover now