#Part 19

260 191 230
                                    

Apa kabar semua? Masih standby kan? Maaf, karena aku update nya agak lama. Ada beberapa masalah yang harus aku selesain dan akhirnya selesai juga.

So, Jangan lupa vote and comen nya yah?! Kalau kalian spam comen dan comen nya mencapai 200 lebih, aku janji, in syaa Allah besok aku bakal update lagi 😉

Selamat membaca 🧡 🕊️

.
.
.

"Pa-papa?" ucap Diana tidak percaya akan pria yang tengah berada di hadapannya saat ini.

Pria itu pun sama halnya, ia tidak percaya kalau putri kesayangannya itu akan melihat semua hal ini. Seketika suasana menjadi tegang saat Nolan tiba-tiba datang dan langsung menghajar sang papa.

Diana bungkam seketika melihat perilaku Nolan tersebut. Nolan terus menerus menghajar wajar pak Abraham hingga mengeluarkan begitu banyak darah. Diana yang sudah tidak tahan melihat keadaan sang papa akhirnya membuka suara.

"Berhenti!!!" pekik Diana namun tak ada respon sama sekali dari pria tersebut.

"Berhenti!!!" untuk kedua kalinya Diana berteriak yang membuat Nolan seketika menghentikan pukulannya lalu menoleh ke arah Diana.

Nolan menoleh begitu pula dengan pak Abraham, yang kini sudah berlumuran darah. Diana berjalan menghampiri kedua orang itu lalu melerai keduanya. Diana masih tidak percaya, bahwa orang yang selama ini telah mengancam kehidupannya adalah papa nya sendiri.

"Papa, ini maksudnya apa?" ucap Diana sendu.

Pak Abraham hanya diam. Tidak berani menatap ataupun menjawab pertanyaan dari putri nya tersebut.

"Papa ngomong! Jangan diam aja?!!" pekik Diana.

"Maafin papa Din, ini semua salah papa. Harusnya papa bisa bikin kamu bahagia tapi malah papa yang bikin kamu sengsara. Papa salah, maafin papa." ucap pak Abraham lalu menggenggam tangan sang putri dengan penuh harapan. Namun, Diana yang kesal menepisnya dengan kasar.

"Maksud kedatangan papa kesini itu apa? Dan... Barang-barang ini?" pak Abraham yang mengerti maksud dari sang putri pun langsung menceritakan semua kejadian yang telah terjadi sebelumnya.

"Papa sebenarnya terpaksa ngelakuin semua ini, karena kalau nggak, papa sama mama kamu bakal dibunuh!" ujar pak Abraham.
"Jadi, agar semua itu tidak terjadi papa terpaksa harus ngambil semua barang ini." jelas pak Abraham.

Diana terdiam. Bibirnya tak mampu lagi untuk berbicara setelah mendengarkan semua ucapan dari ayahnya tersebut. Dan bersamaan dengan itu sebuah panggilan masuk ke handphone Nolan.

"Halo, Lan?"

"Iya? Kenapa Put?"

"Lo harus kesini, cepet!"

"Kenapa? Ada masalah?

"Informasi yang lo minta waktu itu, udah ada."

"Lo dimana sekarang?"

"Ruang kerja Alvian."

"Oke. Sekarang gue kesana!"

Saat itu juga Nolan langsung mematikan sambungan telepon lalu menarik tangan Diana membawanya naik ke atas.

"Na, ruang kerja Alvian dimana?" tanya Nolan saat mereka sudah sampai di ruang tengah.

"Emang kenapa?" tanya Diana balik.

𝐃 𝐈 𝐀 𝐍 𝐀 (𝐄𝐧𝐝)Where stories live. Discover now