#Part 8

435 406 165
                                    

Happy Reading🤎

.
.
.

Diana kembali ke kamarnya untuk menikmati bakso yang tadi dibeli oleh Nolan. Diana terlihat sangat kecewa mengetahui masa lalu kelam Nolan yang membuat mood nya sangat hancur dan niat nya untuk memakan bakso tadi pun hilang.

"Na? Diana?" panggil Chika dari balik jendela.
"Na, Diana!" panggil Caca dengan nada yang tinggi.

"Apa?" jawab Diana sambil menatap tajam kearah Caca dan Chika.

"Bakso nya dingin tuh, kasian. Gue mau dong" pinta Caca sambil menadahkan kedua tangannya.

Diana berdiri lalu membukakan pintu untuk kedua sahabatnya itu.

"Nih, ambil aja!" ucap Diana kemudian menyerahkan bungkusan bakso yang dibelinya tadi.

"Dasar rakus!!" ledek Chika.

"Biarin, daripada perut gue harus keroncong an kayak gini. Pacar sialan, gue minta dibeliin bakso dia nya malah beli es krim" oceh Caca.

"Udah,udah, gue mau tidur capek!"

"Eh tunggu dulu" ucap Chika sembari menahan pintu yang ingin ditutup Diana.

"Apa lagi sih" gerutu Diana.

"Gue tidur bareng Lo ya, gue takut dikamar sendirian. Mana kamar gue ada diujung lagi, gue takut" jelas Chika.

"Si putra mana?" tanya Diana sembari melirik ke kanan dan kiri nya mencari keberadaan putra.

"Buat apa?" tanya Chika balik.

"Ya buat nemenin Lo lah, ngapain juga lo pacaran sama dia kalau dia nya nggak bisa nge-jagain Lo" oceh Diana.

"Au ah, pokok nya gue mau tidur bareng Lo" rengek Chika.

"Si Caca kan ada, ngapain nggak tidur bareng dia aja sih?"

"Diana,,, gue sama Caca kesini ya buat tidur bareng Lo, bertiga!" jelas Chika.

"Terserah!" pasrah Diana.

Caca dan Chika kemudian masuk ke dalam kamar Diana. Diana, Caca dan Chika duduk melingkar ditengah-tengah ruangan dan mulai sibuk dengan rutinitas masing-masing.

"Na, Lo sama si Nolan pacaran ya?" tanya Caca.

"Males pacaran sama cowok yang udah-"

"Udah apa Na?" sela Caca.

"Udah makan bakso" ketus Diana.

"Lah?" Caca menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal.

"Maksud Lo apa?" tanya Caca bingung.

"Udah Ca, gue nggak mau bahas dia. Gue nggak suka, kalau Lo mau nanya gue pacaran sama dia atau enggak, tanya dia aja langsung! Gue capek!" bentak Diana yang membuat Caca dan Chika terdiam.

"Ya maaf" ucap Caca -sendu.

"Lo kenapa sih harus bahas dia sekarang, udah tau gue lagi bete. Kalau Lo mau pacaran sama dia, ya pacaran aja! Nggak usah tanya gue mulu!" bentak Diana yang membuat Caca menitihkan air mata.

"Na, Lo kenapa sih? Caca kan cuma nanya, ko Lo jawab nya judes gitu" ucap Chika sambil menenangkan Caca.

"Argh!!!" geram Diana.

"Gue mau sendiri, gue mau kalian berdua keluar!" pinta Diana dengan amarah yang mulai menguasai tubuhnya.

"Na? Lo-" belum sempat Caca melanjutkan ucapan nya, Caca yang emosi lalu mengusir mereka berdua.

"Gue mau sendiri, jadi kalian jangan nelfon atau pun dateng ke kamar gue lagi! Paham?!" bentak Diana lalu menutup pintu kamar nya dengan kasar.

Leo, putra dan Nolan yang mendengar keributan dari arah kamar Diana sontak berlari. Leo, Putra dan Nolan yang melihat Caca dan Chika tengah berdiri didepan pintu kamar Diana mulai menatap satu sama lain, bingung dengan apa yang terjadi pada mereka. Leo yang melihat Caca yang tengah menangis kemudian berjalan lalu memeluknya dan menenangkan nya.

𝐃 𝐈 𝐀 𝐍 𝐀 (𝐄𝐧𝐝)Where stories live. Discover now