Chapters 1

361 16 0
                                    

Janu menepikan mobilnya dihalaman rumah Winda, Janu meminta maaf pada Winda karena pernah memukulnya, karena ia ketahuan mentransfer uang pada perempuan yang menemaninya karaoke bersama teman-temannya.

Satu kebiasaan Janu saat penjualannya meningkat dua kali lipat yaitu ia akan mengajak teman-temannya untuk makan di resatauran mewah, nyewa vila, clubing, dan karaoke dengan perempuan pemandu karaoke. Tapi itu hanya sebatas menemaninya bernyanyi saja tidak lebih dari itu, untuk hari itu saja namun pada hari berikutnya Janu selalu bermalam dengan wanita penghibur.

"Winda," Janu berlari menghampiri Winda, mantan kekasihnya yang baru keluar dari rumahnya.

Winda memutarkan bola matanya malas, "ada apa?" katanya ketus.

"Aku minta maaf, Win."

"Minta maaf? Memang kamu pikir segampang itu apa? Kamu tampar aku dihadapan karyawan kamu,"

"Memang ya, kebahagiaan cowo itu gak jauh-jauh dari harta tahta dan wanita, sekarang aku gak mau balikkan sama kamu!" seru Winda.

"Kalo kamu gak mau balikkan sama aku, aku buat hidup kamu gak tenang!" ancam Janu.

Dari jauhan gadis yang sedang menyapu halaman nampak kesal dengan pria yang mengancam Winda, "harus aku samperin tuh cowo," Raya menghampirinya sambil membawa sapu lidinya sebagai senjata yang ampuh untuk mengusirnya.

"Hey. Pria tidak tahu malu," teriak Raya sambil berjalan mendekatinya.

"Apa kamu akan terus mempermalukan diri mu sendiri pada orang yang sudah menolak mu?"

"Kau?!"

"Apa?!" Raya menantang pria itu.

"Jangan sok ya jadi orang, sebaiknya kamu pergi sebelum aku memukul mu dengan sapu lidi ini," ancam Raya.

"Dasar stres." akhirnya Janu memilih pergi dari pada berurusan pada wanita gila ini.

"Dasar wanita gak tau diri," Janu menginjak gasnya dan pergi.

"Lu gak papa kan, Win?"

"Gak papa kok, Raya. Makasih ya udah usir dia,"

"Dia mantan lu kan?" tebak Raya karena Raya sering lihat Winda membawa pacarnya masuk ke rumah.

"Iya. Gue putusin dia karena dia genit sama cewe-cewe pemandu karaoke,"

"Gak kaget sih gue sama mantan lu,"

"Makanya gue pilih udahan,"

"Bagus. Itu pilihan yang tepat,"

"Ya udah gue mau lanjut nyapu dulu,"

"Sekali lagi makasih ya, Raya."

"Iya sama-sama," Raya kembali menyelesaikan pekerjaannya.

Di tempat lain Janu kesal pada gadis itu karena telah menggagalkan rencananya untuk membujuk Winda agar mau balikkan dengannya.

Padahal dengan cara mengancam Winda gadis itu akan kembali luluh padanya tapi karena ada mak lampir itu ia harus pergi tanpa mendapatkan apapun.

"Liat aja lu ya, dasar anak kampung."

Raya menghempaskan tubuhnya di sofa, menyapu halaman rumahnya benar-benar menguras energinya apa lagi saat ia mengusir pria tidak malu punya itu.

"Udah beres?" Ulfa, mamah Raya duduk di sampingnya.

"Udah mah, Raya juga sudah mengusir tikus nakal itu,"

"Tikus? Memang dihalaman rumah kita ada tikus?"

After Days 364Where stories live. Discover now