Bagian 11.

132 6 0
                                    

Raya turun dari kamarnya setelah melihat mobil Janu yang telah kembali ke kantornya, Raya membuka pintu rumahnya. Untung saja di rumah ini hanya ada ia dan Janu saja, Raya berlari menuju motornya dan menghidupkan motornya, lalu ia pergi ke suatu tempat.

Raya memberhentikan motornya lalu turun dari motor untuk menghampiri Arjun yang sedang menunggunya di dalam cafe. Raya menghampiri Arjun dengan wajah ceria namun tidak dengan Janu yang sedang menahan amarahnya dari dalam mobil.

Rupanya Raya masih suka bertemu dengan Arjun diam-diam di belakangnya. Lihat saja apa yang terjadi setelah dan Janu akan benar-benar memberikan pelajaran untuk Raya.

Juna menjalankan mobilnya dan mulai mengerjakan aksinya.

Raya mengaduk minumannya dengan sedotan, ia mengangkat kepalanya saat Arjun bicara dengannya.

"Bagaimana rasanya menikah sama Janu?" Raya hanya tersenyum kecut saat mendengarnya.

"Gak ada rasanya, hambar aja gitu. Setiap pagi harus siapkan sarapan buat dia, siang harinya aku cuma bisa scroll tik tok aja sambil nunggu dia pulang. Ya, gitu aja rutinitas aku di sana,"

"Tapi enakkan? Gak harus kerja lagi,"

"Aku lebih suka kerja mas, dari pada diam aja di rumah,"

"Janu masih belum ijinin kamu kerja?"

Raya bisa menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.

Ponsel Raya bergetar, ia mengambil ponselnya. Terdapat sepuluh panggilan dari Janu dan dua panggilan tak terjawab dari Via, Raya menelfon Via kembali.

"Hallo, Via?"

"-"

"Apa? Kok bisa? Terus mamah baik-baik ajakan?"

"-"

"Iya, kamu tenang. Teteh ke sana sekarang," Raya mematikan sambungan teleponnya dan mendorong kursinya.

"Ada apa Ray?" Tanya Arjun pada Raya yang tiba-tiba saja ingin pergi setelah menelpon adiknya.

"Maaf aku buru-buru, nanti aku jelasin di  WA," kata Raya sembari berjalan menuju pintu keluar.

...

Janu memberikan satu botol minum dingin untuk mertuanya yang sedang duduk lemas melihat rumahnya habis di lahap oleh si jago merah.

"Ibu tenang dulu,"

"Rumah ibu, Jan." Isak tangis Ulfa yang tak bisa berhenti.

"Iya, Janu tau. Semuanya itu ga ada apa-apanya dibandingkan keselamatan ibu dan adik-adik,"

"Nanti biar Janu yang perbaiki semua,"

"Makasih banyak, nak. Kamu sudah banyak sekali bantu ibu,"

"Sudah tugas saya, Bu."

"Mamah!" Panggil Raya.

Janu menoleh ke belakang, menatap tajam ke arah Raya.

"Mamah ga kenapa-kenapa?" Raya berlutut di bawah kaki ibunya.

"Hanya saja rumah kita terbakar, nak."

"Udah gak papa Bu, yang penting kalian selamat."

"Dari mana aja kamu?!" Tanya Janu.

"Di telepon gak di angkat!"

"Aku tadi ke rumah temen," jawab Raya.

"Ke rumah temen? Aku telepon kamu sepuluh kali Raya! Dan kamu gak denger juga?"

"Lebih baik buang aja hp kamu!"

"Sudah-sudah jangan bertengkar, di liat orang gak enak." Kata Ulfa.

"Ayo, Bu. Kita pergi dari sini, saya sudah siapkan rumah kontrakan dekat rumah saya,"

After Days 364Where stories live. Discover now