Chapters 6.

156 9 4
                                    

Raya menatap pantulan pada cermin, hari ini Janu mengajaknya untuk bertemu dengan orang tuanya dan memperkenalkan mereka pada keluarganya jika mereka akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat ini.

Janu berdiri tepat di belakang perias yang ia sewa. Janu melangkah dan menyuruhnya untuk segera menyelesaikan pekerjaannya karena ia sudah tidak sabar ingin membawa Raya pada mamahnya.

"Sudah selesai," kata perias itu.

Janu melihat wajah Raya di depan cermin.

"Bagus! Make up-nya tidak berlebihan. Sekarang kalian bisa pergi, nanti saya akan mentransfer ke rekening kalian,"

"Baik, pak Janu, terimakasih."

Janu mendekatkan wajahnya pada Raya, Janu mencium leher Raya yang begitu menggodanya.

Raya berdiri. "Sebaiknya kita harus pergi,"

"Oh. Rupanya kamu sudah tidak sabaran ingin bertemu dengan orang tua ku?"

"Tutup mulut mu!"

"Iya, sayang."

Janu mengandeng tangan Raya dan melihat ke wajahnya beberapa kali. Janu akui jika Raya hari ini terlihat begitu cantik walau hanya sedikit polesan.

Sesampainya di rumah Janu, Raya meremas tangan Janu, ia merasa tak yakin untuk mengenalkan dirinya sebagai istri Janu.

"Saya merasa gak enak, pak."

"Bukan pak tapi Janu!"

"Ayo kita masuk. Orang tua saya telah menunggu mu,"

Raya menghela nafasnya dan masuk ke dalam rumah orang tua Janu. Sesampainya di dalam mereka melihatnya tanpa berkedip. Raya menundukkan wajahnya dan Janu mengangkat dagunya.

Janu duduk di samping Raya sambil memegang tangannya.

"Tak perlu nervous seperti itu," bisik Janu.

Raya menghela nafasnya dan mengikuti langkah Janu.

"Mah, pah," sapa Janu.

"Ini gadis yang kamu kenalkan sama kita,"

"Iya, mah. Raya? Ini kenalkan mamah sama papah aku,"

"Oh jadi ini gadis yang kamu ceritakan?" Kata Olla, mamah Janu yang meremehkan Raya.

"Iya, mah. Aku sama Raya akan segera menikah,"

"Menikah? Apa kamu tidak waras?! Kamu baru saja bawa gadis ini ke rumah dan kamu ingin menikah dengannya?"

"Mamah saja tidak tau bibit, bobot gadis ini dan kamu ingin menikah dengannya?"

"Astaga. Anak ini memang sudah tidak waras!"

Raya menahan emosinya, jika saja beliau bukan orang tua dari Janu, sudah pasti ia akan memaki-maki dirinya.

"Apa pekerjaan mu? Manager? Sekretaris? Atau pembisnis?" Tanya Olla.

"Saya sebagai koki di tempat hotel, Bu."

"Hotel di mana?"

"Di Grand Paradise, Bu."

"Apa di Grand Paradise? Hotelnya Janu dong?"

"Iya, Bu."

"Astaga Janu! Kamu ini benar-benar keterlaluan!"

"Apa kata di luar orang sana kalo kamu nikah sama karyawannya sendiri?!"

"Bener-bener keterlaluan!"

"Pokoknya mamah gak terima kalo kamu menikah dengannya!"

"Tapi kita saling mencintai, mah. Kalo mamah gak setuju aku tetep nikah sama Raya."

After Days 364Where stories live. Discover now