Chapters 4

174 12 2
                                    

Raya berlari menuju ruangan IGD, tadi saat ia bekerja Via mengabarkan padanya jika mamahnya jatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit besar.

Raya menghampiri dua adiknya yang sedang duduk di ruang tunggu.

"Via?" Raya memeluk adiknya.

"Teteh. Mamah, teh."

"Tenang ya? Mamah pasti akan baik-baik saja," Raya mencium ke dua adiknya.

"Sifa takut mamah gak ada, teh,"

"Hust... Mamah pasti hanya kecapean saja,"

Raya mendorong tubuh adiknya dan menghampiri dokter.

"Bagaimana dengan keadaan mamah saya, dok?"

"Ibu anda membutuhkan dua ring untuk membantunya bernafas dan itu harus segera di pasang karena saat ini jantungnya sangat lemah,"

"Kalo boleh tau berapa harganya, dok?"

"Sekitar seratus enam puluh juta untuk dua ring,"

"Seratus enam puluh juta? Apa bisa pake kartu BPJS, dok?"

"Maaf tidak bisa, mba."

"Saya akan mencari uangnya dok,"

"Baik. Lebih cepat lebih baik,"

"Saya permisi." pamit dokter.

Raya menghempaskan bokongnya di kursi. Bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan uang dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat. Gajinya saja tak mungkin cukup untuk biaya rumah sakit mamahnya.

"Teh? Sifa punya uang di tabungan, ambil aja buat mamah,"

"Simpan aja ya? Nanti teteh cari uangnya,"

"Saya bisa membayarnya." saut Janu dengan suara bariton. Raya menoleh ia terkejut saat melihat Janu berada di rumah sakit.

"Teh? Dia siapa?" tanya Sea.

"Kalian ke kantin dulu ya? Ini uangnya,"

"Iya teh, ayo dek."

Raya bangkit dari duduknya dan menghampiri Janu.

"Apa saya tidak salah dengar, pak?"

"Saya akan membayar semua biaya rumah sakit mamah mu,"

"Benarkah pak? Bapak mau meminjamkan uang pada saya?"

"Iya Raya, tapi dengan syarat kamu mau jadi istri saya,"

Senyuman Raya memudar saat Janu minta imbalan untuk mah membantu mamahnya. Ia pikir Janu berubah baiknya namun pikiran salah. Janu tetaplah sama seperti ia bertemu di rumah Winda.

"Maaf, pak. Saya tidak bisa dan terimakasih atas tawarannya,"

Janu maju mendekati Raya, Raya melangkah mundur ke belakang dan tubuhnya tersentak saat menyentuh tembok. Raya memalingkan wajahnya saat wajah Janu begitu dekat dengan wajahnya.

"Kamu gak bisa nolak Raya karena aku punya ini." Janu menunjukkan sebuah video ia dan Janu sedang berciuman dan lebih parahnya lagi jika posisinya yang berada di atas Janu.

Raya menutup mulutnya saat mendengar suara desahan yang keluar dari mulutnya, Raya tak menyangka jika Janu adalah dalang dari semua masalah ini.

"Kenapa kamu melakukannya, pak. Apa salah saya!" pekik Raya sembari menarik kera bajunya.

"Salah kamu sendiri karena terlalu baik dan terlalu ikut campur masalah orang lain!" Janu mendorong tubuh Raya hingga sampai terjatuh ke lantai, Janu menariknya dan mendudukkannya di kursi.

After Days 364Where stories live. Discover now