Chapters 2

196 9 1
                                    

Raya menundukkan wajahnya saat duduk berhadapan dengan Janu diruangannya, ia di panggil untuk menghadap CEO muda dan jantungnya berdegup dengan kencang bagaikan sedang lari maraton 20 Kilo Meter, ia takut Janu mengungkit kejadian di waktu itu di rumah Winda.

Janu menggerakkan kursinya ke kanan dan ke kiri hingga tiba Janu memajukan kursinya, hingga Raya benar-benar takut dan tidak bisa menghadapi bosnya.

"Saya suka dengan kinerja kamu," kata Janu membuat hati Raya meleleh sekaligus legah karena Janu tidak membahas soal permasalahan waktu itu.

"Berkat rendang buatan kamu, banyak pengunjung yang rela mengeluarkan uangnya demi bisa mencicipi masakkan kamu,"

"Bahkan saya dengar banyak turis yang berkunjung di hotel kita hanya demi untuk breakfast dan sudah cukup bikin saya senang,"

"Ini uang insentif kamu," Janu mendorong map coklat yang berisikan uang pada Raya.

Raya masih tak percaya di depannya ada uang satu map yang di berikan hanya karena masakannya saja dan Raya masih tak menyangka ia akan dapat uang sebanyak ini dan ia juga bingung untuk apa uang sebanyak ini.

"Ini sungguh untuk saya, pak?"

"Iya itu buat kamu,"

"Terimakasih, pak." Raya memasukkan amplop coklat ke kantungnya

"Sama-sama,"

"Dan maaf atas kejadian satu bulan yang lalu, pak. Saya sudah lancang mencampuri urusan bapak," Raya mengakui atas kesalahannya yang telah mengusir Janu di rumah Winda.

"Jadi kamu masih ingat? Saya pikir kamu sudah lupa,"

"Apakah bapak akan memaafkan saya?"

"Saya akan memaafkan mu asal kamu bersedia datang ke acara ulang tahun saya di minggu depan,"

"Tentu saja saya akan datang dengan senang hati, pak."

"Baiklah kamu bisa kembali bekerja,"

"Permisi, pak." Raya menundukkan kepalanya, lalu mengundurkan dirinya dan menutup pintunya atasannya. Di balik pintu Raya tersenyum bahagia, ia baru saja menjalani profesi barunya sebagai koki dan baru satu bulan ia menjadi koki ia sudah mendapatkan uang insentif dari atasannya.

"Alhamdulillah terimakasih ya, Allah." Raya kembali bekerja.

Raya membuka pintu dapur dan tersenyum saat berpapasan dengan Dinda.

"Ada apa pak Janu memanggil mu?" tanya  Dinda.

"Dia hanya memuji ku karena kinerja ku yang cukup baik,"

"Benarkah?" Dinda hanya berpura-pura bahagia atas pencapaian padahal baru satu tahun Raya bekerja, dia sudah menjadi koki sedangkan ia sendiri butuh waktu tiga tahun untuk bisa mendapatkan gelar sebagai koki di hotel ini.

"Oh ya. Apa kamu di undang ke acara ulangan tahunnya?" tanya Dinda.

"Iya aku di undang,"

"Oke baiklah nanti kita akan pergi bersama oke?"

"Boleh." Raya menerima tawaran dari Dinda.

"Din? Aku mau lanjutin pekerjaan dulu ya?" Raya pamit dari obralnya karena masih ada yang perlu ia selesaikan.

Seminggu kemudian, Raya sedang memilih baju di lemari Dinda karena ia tak punya baju yang bagus untuk pergi ke pesta dan akhirnya Dinda menawarkan untuk memakai bajunya  untuk pergi ke pesta. Raya menerimanya dengan separuh hati karena merasa tak enak jika menolak tawarannya.

"Aku bingung mau pilih yang mana, semuanya bagus-bagus," Raya mencari-cari baju yang cocok untuknya.

"Ini aja Raya," Dinda menunjukkan baju yang berwarna peach padanya.

After Days 364Where stories live. Discover now