Chapters 5

179 9 0
                                    

Raya membuka pintu rumahnya malas. Semalam ini ada saja yang bertamu, apa dia tak punya otak dengan bertamu ke rumah orang sampai larut malam seperti ini.

Ia juga harus tidur lebih awal agar bisa menengok mamahnya di rumah sakit, Janu menyewa perawat untuk menjaga mamahnya di kala ia harus bekerja dan juga menjaga dua adiknya yang masih kecil

Raya tersenyum saat melihat Arjun yang datang ke rumahnya. Raya membuka pintunya dengan lebar dan mempersilakan masuk.

Arjun duduk di sofa dan menaruh plastik hitam di atas meja.

"Ada apa, chef datang kemari?"

"Saya hanya singgah sebentar untuk memberi nasi goreng ini buat kalian untuk sarapan pagi,"

"Terimakasih banyak, chef."

"Jangan panggil chef tapi mas Arjun,"

"Iya, mas."

"Nah gitu, oh ya. Raya? Saya pamit dulu,"

"Saya antar ke depan, mas."

Kini Raya sedang mengantar Arjun sampai depan rumahnya. Raya melambaikan tangannya pada Arjun yang menjalankan motornya.

Raya menutup pagarnya dan masuk ke rumahnya. Akhir-akhir Arjun begitu peduli padanya bahkan saat di dapur, Arjun menunjukkan perhatian kepadanya.

...

Pagi ini sebelum ia pergi bekerja, Raya sempat untuk menghampiri mamahnya di rumah sakit. Dan seperti saat ini Raya tengah duduk di sisi kanan mamahnya, Raya berulang kali untuk mencium tangan mamahnya.

Ulfa membuka matanya, pandangannya tertuju pada Raya yang sedang mencium tangannya.

"Pagi sayang," kata Ulfa. Raya memundurkan kepalanya melihat wajah mamahnya.

"Pagi, mah."

"Maaf Raya gak bisa jaga mamah," Raya memeluknya mamahnya.

"Iya gak papa sayang,"

"Salam mamah buat Janu, pacar kamu sering sekali kemari temani mamah ngobrol,"

"Janu? Kemari mah?"

"Iya. Dia gak cerita sama kamu?"

"Enggak, mah."

Raya mengerti Janu berusaha mengambil hati mamahnya dan setelah itu ke dua adiknya. Pria itu benar-benar berusaha mencari muka pada mereka, entah apa lagi rencana pria itu padanya.

"Raya? Seharusnya kamu beruntung punya pacar seperti dia, dia itu baik sekali,"

"Iya mah,"

Ulfa mengusap tangan Raya.

"Besok mamah akan segera pulang,"

"Jangan dulu, mah. Keadaan mamah saat ini masih lemah,"

"Mamah rawat jalan sayang, Janu sendiri yang bilang jika mamah akan bisa segera pulang,"

"Kalo Janu sudah bilang begitu aku bisa apa," Raya kembali memeluk mamahnya sebentar sebelum ia pergi kerja.

"Oh iya, mah. Raya mau pergi kerja dulu,"

"Iya sayang,"

Raya mencium pipi mamahnya dan mencium tangannya, "Raya pergi dulu, mah. Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumssalam,"

Sesampainya di dapur, Raya lantas menyiapkan bumbu dapur untuk memulai memasak namun naas jarinya tergores oleh pisau dapur. Raya menoleh saat melihat Arjun menghidupkan keran dan membiarkan tangannya terkena air mengalir.

After Days 364Where stories live. Discover now