Prologue : "Ritual Seekor Gagak"

7K 1.2K 499
                                    

.
.
.

    Tiupan lembut angin sore menyadarkan Sunwoo. Dia tersadar jika telah mengaji begitu lama di balkon kamar asrama sampai tak menyadari jika matahari mulai tenggelam di ujung cakrawala. Dia mencium kitab di tangannya sebelum meletakkan buku suci itu di atas meja.
 
 
  "Al Qur'an.. kitab yang mengungkapkan betapa besar cinta sang Pencipta untuk para hamba yang taat pada-Nya."
  
    
    Alasan itu lebih dari cukup bagi Sunwoo untuk istiqomah menghafal tiap tiap huruf yang ada pada lembaran suci itu. Sunwoo berjalan turun dari kamarnya sambil sedikit menjinjing sarungnya, kalo ga gitu, bisa bisa dia menginjak sarungnya sendiri dan jatuh berguling guling menuruni tangga dari lantai dua.

    Sampai bawah, dia temukan kawan kawannya tengah sibuk dengan urusan mereka masing masing, ada yang belajar, ada juga yang sedang hafalan. Kamar asrama tempat mereka tinggal itu diisi oleh tujuh santri dari pondok pesantren yang sama. Yaitu si troublemaker Sunwoo, si tukang komplain Junkyu, si galak Jihoon, kang receh Jungmo, sang bunda kesayangan Woobin, si tukang julid Xion, dan si kalem namun mematikan Seokhwa.

    Makanya Sunwoo nggak merasa kalau dia beneran dapet beasiswa ke Kairo karena orang orangnya tetep itu itu doang, ekspektasinya Sunwoo tuh, dia satu asrama sama orang Arab gitu, bukan ama orang gangguan jiwa.

    Rutinitas pagi dibangunin Woobin pakai segayung air, rebutan kamar mandi sama Jihoon, di komplain sama Junkyu kalo lupa minum obat, dijahilin mulu sama Jungmo, menonton Xion julid in dosen dan dengerin Seokhwa mengkritisi segala bentuk kehidupan di muka bumi.
  
 
  "Darimana?" Tanya Junkyu.

  "Dari kamar." Jawab Sunwoo.

  "Kirain baru keliling kompleks mungut sampah." Tawa Jihoon.

  "Mulutmu, Ji." Kata Sunwoo sambil menyandung kaki meja dengan sengaja, membuat menara kartu yang Jihoon susun sampai nahan napas itu roboh.

    Jihoon istighfar dulu sebelum menghampiri Sunwoo dengan pisau dapur di tangannya. Para santri yang melihat percobaan pembunuhan itu cuma diam sambil menyimak. Udah sangat terbiasa dengan konflik yang melibatkan peralatan tajam dapur.

    Yang membingungkan tuh, kenapa para Ustadz tidak khawatir membiarkan keberadaan alat alat tajam di kediaman anak anak dengan gangguan jiwa mengerikan kayak mereka?
 

  "Jihoon! Sampai pisaunya balik kok ada darahnya, nanti tulangmu yang aku buat motong buah!" Teriak Xion yang lagi rajin banget nyuci piring bareng Woobin.

  "Giginya aja, kalo tulangnya harus bongkar bongkar dulu." Imbuh Jungmo.

  "Sadis kalian." Kata Jihoon sambil meletakkan kembali pisau yang dia pegang tadi.

  "Besok udah libur semester." Kata Junkyu menatap layar ponsel.

  "Besok setor hafalan." Kata Seokhwa dan sendal jepit yang Jihoon curi dengan susah payah dari Haruto dilemparkan pas kepalanya Seokhwa.

  "Astagfirullah, Seokhwa! Mau aku tapuk pakai sajadah kah, itu mulutmu?" Ucap Jihoon.

    Sendal tadi langsung dilempar balik sama Seokhwa dan kena mukanya Jihoon. "Apa yang salah dari saling mengingatkan anj—Astagfitullah.. nggak boleh ngomong kasar tapi kamu kek anjing, Jihoon!"

  "Kalian ini Subhanallah sekali.. kalau mau berantem jangan tangan kosong, iniloh pisau!" Kata Woobin.

  "Tadi katanya Xion gaboleh pakai pisau, gimana, sih?" Tanya Jihoon.

    Melihat kegaduhan itu membuat Sunwoo tertawa. Walaupun Seokhwa bilang jika besok mereka harus setor hafalan, aslinya mereka menunggu nunggu saat itu, karena setelah setor hafalan, mereka akan mendapat izin untuk mengunjungi situs situs bersejarah di Mesir. Mereka bahkan telah berkemas jauh jauh hari karena sangat bersemangat.

    Perjalanan ini akan jadi perjalanan yang menyenangkan bagi Sunwoo. Dia akan mengunjungi Piramida Giza, mengunjungi Khan El Khalili Market, mengunjungi Sungai Nil, dan lain lain. Udah kebayang dia bakal foto sana sini, upload di IG terus caption-nya : "Kita berdua kalau diumpamakan tuh begini, aku adalah Fi'il yang membutuhkan Fa'il sebagaimana Mubtada yang tidak akan sempurna tanpa Khabar."

    Gini, Sunwoo lagi salah pergaulan. Yang dulu paling sering kumpul Hyunjin yang lemot dan kelewat random sekarang kumpulnya bareng Jungmo—Jeno versi santri. Coba tanya anak anak pondok sana, santriwati mana yang belum pernah digombalin ama Jungmo?

    Akhirnya Sunwoo tanpa sadar terkontaminasi jiwa buaya-nya Jungmo. Sekarang Sunwoo ama Jeno bisa kali jadi bestie buat ngomongin cewek :)
 
 
.
 
 
  "Jangan sampai hilang kamu, Sunwoo." Pesan Woobin ketika mereka menuju ke kompleks Piramida Giza.

  "Kamu ilang aku tinggalin sini biar kamu bebas bergaul sama unta." Ucap Jihoon.

  "Masyaallah, itu Sunwoo udah disekolahin mahal mahal biar bisa jadi orang berguna bagi masyarakat malah kamu suruh bergaul sama unta." Kata Junkyu.

  "Akhlaknya Jihoon lagi traveling keliling alam barzah, Astagfirullah.." Kata Jungmo.

  "Dari awal mana ada akhlaknya si Jihoon?" Tanya Seokhwa.

  "Sunwoo inget inget, ya? Rombongan kamu itu komunitas manusia, jangan sampai kamu nyasar ke komunitas unta." Kata Xion.

. . . . Ini makhluk ngira gua buta atau gimana, sih? Yakali gua ngikut kawanan unta. Gajadi jalan jalan malah mati di tengah gurun yang ada."—Sunwoo membatin. Mana berani dia ngomong gitu di depannya Xion, bisa bisa ditenggelamkan ke sungai Nil dia nanti.

.

.

.

.

.

.

.

.

    Ketika Sunwoo bangun di kamar hotelnya, dia terkejut bukan main ketika mendapati dirinya bersimbah darah. Namun dia tak merasakan sakit ataupun perih di tubuhnya, Sunwoo yakin dia tidak terluka. Kepalanya berdenyut dan lehernya terasa sedikit nyeri, dia mencoba untuk mengingat ingat apa yang terjadi padanya, ingatannya hanya sampai di saat dia terpisah dengan kawan kawannya karena ketinggalan kereta.

    Kemudian dia memutuskan untuk menyewa hotel dan akan pergi menyusul teman temannya pada keesokan harinya. Malam tadi Sunwoo ingat dia melihat bazaar dan membeli sebuah kalung dengan namanya yang diukir dalam bahasa Arab di atas batu merah sebagai liontin.

    Sunwoo meraba lehernya yang juga penuh darah, dia lihat jika kalung itu melekat pada lehernya. Setelah membeli kalung itu, Sunwoo ingat dia pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat Isya' lalu dia langsung pulang.

    Lantas darimana dia dapatkan simbahan darah yang hampir membasahi sekujur tubuhnya itu? Dia berjalan gontai ke arah kamar mandi dan terkejut ketika mendapati seonggok mayat ada di dalam bak air yang kosong dengan kondisi yang telah terkuliti.

    Sunwoo berjalan mundur dan kakinya menginjak sesuatu, dia menunduk dan melihat adanya pisau berlumuran darah yang sedikit bengkok. Sunwoo memegang kepalanya. Lalu sudut bibirnya terangkat karena panik.
 
 
 
  "Jangan bilang gua kemarin kumat dan bunuh orang.."

  
  
  
  
  
  
  
 

Klub 513 | Universe | Ep. 2 : Abimanyu
  
  
 

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.2 : AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang