11. Kehilangan Mengerikan

3.3K 1K 511
                                    

.
.
.

    Jihoon dengan balutan sorban di kepalanya turun dari bus. Dia menghela nafas panjang, mengumpulkan semua ingatannya tentang kota ini—salah satu kota terpenting dalam peradaban Islam. Kufah, tempat dimana dia dan Hyunjin ditahan dan berhasil melarikan diri.

    Dia berjalan melewati orang orang yang sibuk dengan urusan mereka, berjalan lurus menuju satu tempat yang menjadi tempat pemberhentian terakhirnya, tempat yang telah dipastikan sebagai tempat dimana dia akan dieksekusi mati.

    Namun ketika sampai di depan pintu bangunan itu, dia mendengar suara orang yang berbincang bincang. Jihoon tak begitu mendengar suara mereka, untuk jaga jaga, dia mengeluarkan pistol dari tasnya dan masuk sambil berjinjit. Ketika percakapan itu semakin terdengar jelas, Jihoon benar benar tak asing dengan suaranya.

    Dia lantas menganga tak habis pikir dengan keberadaan Sunwoo yang sedang berbincang dengan seorang anak kulit hitam yang mengenakan peci itu. Kakinya langsung lemas karena dia tak pernah menyangka dengan keberadaan anak itu yang tiba lebih dulu darinya.

  "Kau bercanda, kan?" Kata Jihoon.

  "Oh, hai Jihoon." Sapa Sunwoo tanpa menatap Jihoon.

  "Bagaimana kau—"

  "Rendahkan suaramu, Jihoon, ada anak kecil disini." Kata Sunwoo.

  "Bagaimana kau bisa ada disini?!" Jihoon tetap meneriaki Sunwoo.

  "As'ad yang mengijinkanku masuk." Jawab Sunwoo menunjuk anak laki laki di hadapannya.

    Jihoon menatap anak itu lalu memegangi kepalanya yang pening, "kau tak seharusnya disini. Harusnya kau ada di Kairo dan mengaji."

  "Begitupula denganmu, Jihoon. Seharusnya kau ada di Kairo bersama kami dan mengaji. Bukan disini dengan pistol dengan peluru yang terisi penuh begitu." Balas Sunwoo.

  "Hei, As'ad. Maukah kau berbaik hati dan mengambilkan kami minum?" Tanya Sunwoo pada anak itu dalam bahasa Arab.

  "Tentu saja." Jawabnya, dia dengan patuh berdiri dari duduknya dan berjalan keluar ruangan itu.

 
    Semenjak kepergian As'ad, Jihoon tak juga bergerak dari tempatnya berdiri.

  "Aku memasang pelacak di flashdisk-nya." Kata Xion yang muncul dari belakang Jihoon.

  "Kau tak seharusnya melakukan itu, Xion.. kalian seharusnya tak disini." Kata Jihoon.

  "Kalau kau boleh ada disini kenapa aku dan Xion tak boleh?" Tanya Sunwoo.

  "Kau tak mengerti Sunwoo.." Kata Jihoon.

  "Maka dari itu, berikan pengertian untukku. Apa yang sebenarnya terjadi padamu dan apa yang menjadi alasanmu pergi kesini." Ucap Sunwoo.

  "Apapun yang terjadi di masa lalu adalah karena aku terus menyimpan deretan angka itu. Aku kemari untuk menghentikan semua ini. Lusa adalah tenggat dari misi sebelas tahun ini, dan aku siap mati untuk menyembunyikan deretan angka itu. Aku sebagai target menyadari betapa berbahayanya hal itu untuk orang orang di sekitarku, karena itu aku melakukan perjalanan panjang, untuk menjauhkan kalian dari bahaya. Seharusnya begitu sebelum kalian menghancurkan rencanaku." Jihoon memijat kepalanya yang berdenyut nyeri.

  "Kau tetaplah Jihoon yang pengecut." Ucap Sunwoo dengan suara mengejek, "sangat pengecut hingga aku sempat berpikir untuk membunuhmu sekarang. Jangan sok menjadi pemeran utama wanita dalam kisah kisah romansa murahan yang hanya bisa pasrah sampai pemeran utama laki laki menyelamatkannya. Persetan dengan apapun yang kau jadikan prinsip hidupmu, entah itu tentang ingin melindungi kami ataupun lainnya.. aku tak peduli. Aku sudah mengatakannya, bahwa tak apa apa sesekali merepotkan orang lain, tapi kau sangat keras kepala, mungkin kalo kepalamu itu di bedah, dalemnya bukan otak tapi batu, kali. Kalo kamu nggak mau dengerin, oke, aku bakal pakai paksaan."

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.2 : AbimanyuWhere stories live. Discover now