4. Permainan Kesukaan Abimanyu

3.1K 1.1K 443
                                    

.
.
.

    Sampai di kantor polisi, Sunwoo dihadapkan dengan puluhan pertanyaan dan tak ada satupun yang dia jawab dengan serius. Polisi mengatakan jika seumpama Sunwoo benar benar hanya dijebak, maka dia bisa dibebaskan dengan jaminan. Namun Sunwoo sudah berubah pikiran, obat yang biasanya menenangkan kepribadian lain dalam dirinya telah kehilangan efeknya.

    Sunwoo udah nggak tertarik buat pergi secara damai soalnya sekarang dia cuma pingin nangkep orang yang bikin dia ada di situasi ini—orang yang buat dia harus ditampar sama polisi—Yang boleh nampar Abimanyu Sunwoo itu cuma Arjuna Jaemin Nasution, yang lain harus terima akibatnya.

 
  "Kau membunuhnya?" Tanya polisi untuk kesekian kalinya.

    Sunwoo yang lelah menjawab "tidak" menghela nafas panjang, "jika aku yang membunuhnya apakah kalian akan mengeksekusi ku?"

  "Hukuman mu akan disesuaikan dengan hukum negara kami. Juga tergantung dengan alasanmu membunuhnya." Jawab si polisi.

  "Dan.. apa kau sudah mengetahui alasanku untuk melakukan hal itu?" Tanya Sunwoo lagi.

  "Karena itu kami menanyai mu hampir dua jam disini."

    Sunwoo hampir mati karena nahan ketawa, "kau sudah mengecek semua bukti yang ada di TKP dan menemukan sidik jariku ada di pisau itu, kan? Kau juga sudah mengecek CCTV dan kau melihat jika aku pulang jalan kaki lalu ada seorang pria yang menyamar sepertiku berjalan sempoyongan dengan sorang supir."

  "Karena itu kami bilang padamu. Jelaskan apa yang terjadi, bela dirimu sendiri dan kami akan mempertimbangkan itu untuk kebebasanmu." Balas si polisi.

    Sunwoo menggeleng, "aku ingin merasakan penjara di Mesir."

:

    Sunwoo kemudian dilempar ke sel tahanan luas yang berisi sekitar lima belas orang. Tepat setelah Sunwoo dilempar, seorang tahanan lainnya menghampirinya lalu menarik kerah baju yang Sunwoo kenakan.

  "Selamat datang, nak. Hebat sekali kau menyia nyiakan masa mudamu untuk mendekam di penjara." Ucapnya.

  "Terima kasih sambutannya, Pak. Kasihan sekali dirimu di usia yang sekarang bukannya mencari nafkah untuk anak istri malah menjadi tahanan negara." Balas Sunwoo dan sebuah pukulan menghantam pipinya.

  "Jaga omonganmu!" Ucapnya.

  "Hentikan itu! Jangan mengganggunya. Dia bisa mengulitimu hidup hidup." Kata polisi dari balik sel.

  "Kau dengar itu? Aku bisa mengulitimu jika kau terus menggangguku." Kata Sunwoo.

 
    Orang itu melempar Sunwoo dan pergi dengan muka kesal.
 
 
  "Aw.." Sunwoo merintih kecil sambil mengusap bibirnya yang berdarah.

 
    Tak lama, seorang pria tua menghampirinya dan mengulurkan sebuah kain untuk Sunwoo. Tau jika Sunwoo menolak, pria itu hanya tersenyum tipis.

  "Kau tak terlihat seperti seorang penjahat." Ucapnya duduk di hadapan Sunwoo.

  "Oh, ya? Asal kau tau aku sudah membunuh banyak orang dan salah satu dari mereka adalah ayahku sendiri." Balas Sunwoo.

    Pria itu tertawa, "aku juga seorang pembunuh. Aku seorang pimpinan kelompok yang menjamin keselamatan identitas setiap anggotanya, dan alasan aku berada disini juga untuk melindungi identitas mereka. Apakah kau membunuh seseorang lagi sehingga kau berakhir di tempat ini?"

  "Setidaknya itu yang mereka katakan. Yang sebenarnya, aku tak membunuh siapapun semenjak aku memutuskan untuk fokus pada studiku di Kairo. Aku rasa seluruh kesialanku aku gunakan untuk masalah ini." Jawab Sunwoo.

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.2 : AbimanyuWhere stories live. Discover now