91 - New Conflict

244 26 7
                                    

"Makasih udah jaga selaput daramu untukku."

---

Menarik nafas, lalu hembuskan. Hal seperti itu terus terulang selama tiga kali berturut-turut. Wajah Felix dan Somi nampak pucat dan sangat kaku. Setelah meyakinkan diri, mereka memasuki pintu rumah dan besar milik orang tua Somi.

Felix di sambut hangat di sana, namun tidak dengan Ayah Somi yang memasang wajah datar dan mata sinis.

"Om... Saya mau minta restu. Saya tau baik kalau Om tidak menyukai keluarga saya, tapi Somi... Kami saling mencintai. Maaf dengan penuh kelancangan saya, izinkan saya menjalin hubungan yang serius dengan buah hati anda." ucap Felix tegas dan penuh percaya diri.

Ibunda Somi tentu saja dibuat takjub akan keberanian Felix. Dari awal, ibundanya tak pernah melarang Somi untuk berkencang dengan siapa saja atau dari kalangan mana. Ia hanya percaya bahwa pilihan anaknya adalah pilihan yang tepat.

Beberapa menit terjadi perdebatan antara Felix dan Ayah Somi, akhirnya Felix berhasil memenangkan kompetisi ego kali ini. Tentunya hal ini dengan bantuan Ayah Felix yang menawarkan kerja sama antara kedua perusahaan mereka yang notabennya saling bersaing sejak awal.

"Baiklah. Jangan pernah berfikir saya bersikap baik ke kamu, tidak. Saya hanya tak bisa melihat anak saya menderita." seru Ayah Somi yang terdengar mulai luluh namun masih meninggikan gengsi.

"Saya janji akan memperlakukan Somi lebih baik dari apa yang Om lakukan padanya." balas Felix bersemangat. Somi bangga melihat apa yang sudah terjadi di hadapannya. Pertama, ia memeluk Ayahnya dan berterima kasih. Kemudian pergi bersama Felix untuk merayakan hari pertama restu mereka.

"Btw sekarang kita dah dapet restu nih!" ujar Felix sembari menyalakan mesin mobil dan berbasa-basi.

"Hm... Terus?"

"Harusnya kita udah boleh dong buat *chuu* kan? Kan?" ucap Felix dibarengi guyonan dengan memanyunkan bibirnya.

"Mau gue tonjok ampe monyong, mau lo?" balas Somi muka ketus.

"Gapapa asal pake bibir kamu. Ahahaa!!!" Felix tertawa salah tinggal seorang diri dan itu membuatnya terlihat konyol di hadapan Somi.

"Apaan! Gak lucu!"

---

Nara sengaja tak memasang alarm agar ia bisa tidur sepuasnya. Namun Hyunjin? Dia benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya. Bagaimana dia bisa memutar musik sambil berjoget-joget tak jelas pada pukul 7 pagi. Bahkan yang lebih parahnya lagi, mereka baru saja tidur pukul 4 dini hari.

"Aishhhh!!!" keluh Nara sembari menutupi telinga dengan tumpukan bantal dan guling.

Chong majeun geotcheoreom

Bang! Bang! Bang!
Bang! Bang! Bang!
Ppangya ppangya ppangya

"Hyunjin bener-bener-- HYUNJINNNNNNNNNN!!!!!!" teriak Nara dengan penuh amarah.

Hyunjin yang sekilas mendengar suara Nara, hanya berdiam diri. Karena panggilan itu hanya sekali, ia berfikir bahwa itu hanya dalam benaknya saja.

"HYUNJINNNNNNNNNNNNNNNNN!!!!!!!! COME HEREEEEE, NOWWWWWW!!!!!!!!" teriak Nara hingga membuat Hyunjin tersentak kaget.

"Nara-ya... Kamu udah bangun? Good Morning, baby!" ucapnya sambil menghampiri Nara dengan wajah yang cerah dan bersemangat, setelah tersenyum-tersenyum tak jelas, Hyunjin mendekat dan berniat mencium Nara.

Who are you? | Hwang Hyunjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang