3 - Fakta

3K 368 3
                                    

Setelah mereka semua mencoba ngejauhin gue, gue membiasakan diri dengan itu. Menerima kenyataan bahwa gak ada yang mau menerima kelebihan yang lebih tepatnya kelainan pada diri gue ini dengan tulus.

Rasa penasaran gue ngebuat gue ingin membantu Sohyun untuk menemukan identitas dirinya. Setiap pulang sekolah, gue sengaja pulang lambat untuk mencari tahu siapa Sohyun dan penyebab kematiannya lebih detail.

Gue nyari tau fakta itu di ruang komputer. Saat gue menggulirkan mouse yang gue pegang, "STOP! Itu namaku." ucap Sohyun menghentikan jariku.

Sohyun menunjuk nama di antara ratusan nama yang tertera di layar komputer. 'Kim So Hyun' itulah nama yang di tunjuk oleh Sohyun.

Dengan mudah gue menemukan beberapa informasi seperti alamat, nama orang tua dan berbagai hal tentang identitasnya.

Tapi ini sudah sore. Gue harus balik. Ibu akan sangat khawatir kalau gue terus-terusan pulang lambat kek gini.

"Aku akan nyari tahu besok, aku harus pulang sekarang. Ibuku pasti sedang nunggu di rumah."

"Mmm... Hati-hati."

Dan benar. Ibu udah nunggu di depan pintu rumah. "Kamu dari mana saja? Kenapa lambat sekali?" omelnya saat melihat gue.

"Nara tadi--"

"Ya sudah. Cepat mandi sana, ibu sedang memasak untuk makan malam. Lain kali jangan sampai pulang lambat lagi. Paham?"

"Iya bu."

Setelah makan malam, gue kembali ke kamar untuk belajar. Bukannya belajar, gue justru melihat kembali beberapa file yang sempat gue foto tadi.

Dia sudah sekolah disana sejak gue berumur 5 tahun. Sudah sangat lama bukan? Gue pikir kasusnya juga sudah di tutup sekarang.

---

Hari ini guru-guru rapat dan semua kelas di pulangkan. Masih terlalu pagi untuk pulang ke rumah, gue berniat untuk mendatangi alamat yang merupakan alamat Sohyun.

Setelah sampai di alamat itu, gue melihat sebuah rumah dengan pohon besar di depannya.

"Kau yakin ini rumahku?" tanya Sohyun memastikan.

"Aku juga gak tahu. Tapi ini alamat yang di tulis di identitasmu."

Setelah itu, gue ngetuk pintu rumah itu. Tak lama kemudian, seorang ibu berumur kira-kira setengah abad membukanya.

"Mmm... Saya mau bertanya. Apa--ini benar rumah Kim So Hyun?" tanya gue ragu. Mendengar itu ibu tadi membelalakan matanya lebar. Sepertinya dia terkejut.

"Siapa kau? Kenapa kau bisa kenal dengan anakku?" Benar. Ini benar rumah Sohyun.

Gue ngelirik ngelihat Sohyun yang tengah membendung air matanya di sebelah gue. Akhirnya So Hyun kembali di pertemukan dengan ibunya. Gue seneng.

Kami pun mengobrol di dalam. "Tante mungkin gak akan percaya ini. Tapi Sohyun anak ibu ada disini."

Ibu itu natap gue gak percaya. Sebelum akhirnya dia menatap mata gue.

"Saya tahu mungkin kamatian anak ibu bukanlah hal yang wajar. Sehingga dia masih terus berkeliling di sekolahku."

Ibu itu meneteskan air mata. "Mmm... Kematiannya adalah sebuah tabrak lari. Seandainya saja orang itu menolong Sohyun lebih cepat, mungkin nyawanya masih bisa di selamatkan. Sayangnya, tak ada orang di sana. Dan Sohyun akhirnya kehabisan darah." ucap ibu itu dengan isakan.

Who are you? | Hwang Hyunjin Where stories live. Discover now