53 - Impossible

1K 108 3
                                    

"Maksud kamu apa sih, Jin? Aku gak ngerti."






"Saat itu Ayah harus pergi, tentu saja bukan keinginannya. Gosip yang kamu dengar di luar, entah itu Ayahmu selingkuh, tak suka dengan Ibumu atau bahkan membenci punya anak sepertimu. Itu semua hanya menguatkan rencana Ayah agar kau benar-benar membencinya."

Nara masih tak mengerti apa sebenarnya maksud Hyunjin sampai dia berkata seperti itu. "Jin? Langsung ke intinya!"

Hyunjin nampak mengatur nafasnya, ia berharap Nara baik-baik saja setelah mendengar ini.

"Jadi, kemarin Ayah bilang..."





~FLASHBACK

"Ayah bangga bisa punya menantu baik sepertimu nak Hyunjin. Setidaknya Ayah bisa tenang saat pergi nanti. Tolong jaga, Nara."

"Ya? Apa maksud, Ayah?"

"Ayah tak tahu sampai kapan Ayah akan bertahan. Tapi yang pasti, Ayah akan pergi suatu hari nanti. Kepergian Ayah akan tenang karena tahu ada orang sebaik kamu di samping Nara. Makasih nak, Hyunjin." Jinyoung berterima kasih sambil membuat gestur menunduk, tentu saja itu membuat Hyunjin merasa tak enak.

"Gak, Yah. Ayah gak boleh gini." balas Hyunjin sembari menahan Jinyoung agar tak sampai menunduk ke arahnya. Karena itu sangat aneh.

"Ayah bisa menceritakan semuanya kepadaku. Aku yakin, Nara pasti akan mengerti. Bukan sekarang, mungkin suatu hari nanti."

Jinyoung menatap Hyunjin dengan senyuman bangga. Beruntung sekali dia bisa memiliki menantu sebaik Hyunjin. Pikirnya, orang yang berwajah tampan itu belum tentu memiliki hati yang baik. Tapi berbeda dengan Hyunjin, menantunya saat ini.

"Saat itu... Ayah lagi naik daun dan Ayah terlibat skandal. Istri direktur perusahaan Ayah berusaha mendekati Ayah, walau dia tahu kalau Ayah sudah memiliki anak dan istri."

"Suaminya?"

"Dia seorang janda tanpa anak. Dia sudah bercerai dengan suaminya setelah mengetahui bahwa suaminya itu selingkuh di belakangnya. Sepertinya dia ingin balas dendam dengan melampiaskan semua yang dia rasakan ke Ayah. Awalnya Ayah hanya menanggapinya layaknya teman curhat, tapi malam itu... Dia mengunggapkan perasaannya ke Ayah. Dan Ayah? Tentu saja Ayah menolak. Ayah punya Chaeyeon dan Nara. Ayah tak mungkin meninggalkan mereka hanya demi berlimang harta."

"Kau tahu apa yang di lakukan wanita licik itu? Ck! Dia menculik Nara yang saat itu berusia 4 tahun. Mengancam akan melukai Nara kalau Ayah tak mau ikut bersamanya. Bukan hanya itu, dia menyebar luaskan masa lalu Ibunya Nara yang dulunya adalah seorang pelayan Bar. Nara benar-benar anak yang kuat, dia tak pernah mengeluh tentang rumor apapun mengenai ibunya. Dia menyayangi ibunya tanpa rasa ragu. Tanpa berasa rendah dengan latar belakang orang tuanya."

"Ayah sangat beruntung punya anak seperti Nara. Dia baik, dia peduli terhadap lingkungannya, dia selalu memaafkan orang yang menghinanya, dia tak pernah mengeluh tentang ketidakadilan yang dia rasakan, Ayah ingat satu kalimat yang selalu Nara ucapkan dulu, 'Nara sayang Ibu karena Ibu adalah Ibu Nara, orang yang melahirkan Nara. Terima kasih telah melahirkanku, Bu. Nara bangga jadi anak Ibu.' Disaat anak lain sibuk bercanda dan bermain. Bagaimana anak seumurannya berfikiran dewasa seperti itu? Itulah yang selalu tersirat di benak Ayah sampai sekarang."

"Ayah menyayangi mereka lebih dari diri Ayah sendiri. Tak ada yang bisa Ayah lakukan dulu, selain menyelamatkan hidup mereka. Ayah pergi! Melunasi segala hutang yang Ayah punya kepada wanita itu, lalu kembali seperti sekarang. Ayah bahagia mengetahui anak Ayah masih hidup, meski Chaeyeon sudah tidak ada lagi karena keterlambatan Ayah."

Who are you? | Hwang Hyunjin Where stories live. Discover now