73 - I'm Afraid!

331 46 9
                                    

tak...




tak...






tak...















PRANKKKKK!!!

Tongkat bisbol yang sebelumnya ditujukan untuk Somi sekarang menghantam keras punggung Nara hingga Nara tersungkur jauh ke tanah. Akibat dari pukulan tersebut, Nara hampir kehilangan kesadarannya. Ia merasa tubuhnya remuk akibat hantaman yang diberikan Guanlin.

"Di-diaaa... psiko!" gumam Nara yang sudah tergeletak tak berdaya.

"NARAAAA!!! Lo gak papa? Raaaaa???" Somi menghampiri Nara segera untuk mengecek keadaannya. Somi terus menerus menepuk-tepuk pelan pipi Nara yang sudah memejamkan matanya.

"LO UDAH GILA, LIN. LO HAMPIR NGEBUNUH DIA TAU GAK!!!!" teriak Somi dengan suara latang dan marah.

"Terus kenapa emangnya? Siapa juga yang peduli kalo dia mati?!!" Guanlin berkata seperti itu dengan datar dan terbesit senyuman kecil di bibirnya. Ia seolah tak merasa menyesal sudah memukul orang seperti tadi.

"Lo kenapa sih, Lin? Lo beda sumpah." ucapan Somi tak mengubah pikiran negatif Guanlin. "Lo bisa bawa gue, tapi jangan sakitin teman-teman gue kek gini..." Somi sudah meneteskan air mata saat melihat kembali tubuh Nara yang terbaring lemas.

"BODO AH! Lo ikut gue SEKARANG!!!" titah Guanlin dibarengi dengan perlakuan kasar ke Somi. Untuk yang kesekian kalinya, Guanlin menarik paksa tangan Somi tanpa membiarkan Somi waktu bernafas sedikitpun,

"Sakit, Lin. Lepasin!" perkataan Somi sudah tak berarti lagi bagi Guanlin. Yang dia perbuat hanyalah titik pusat rencananya. Menggugurkan anak dalam kandungan Somi dengan tangannya.

Nara yang masih setengah sadar segera menahan kaki Guanlin yang terus menarik paksa Somi. Tentu itu bukanlah hal sulit bagi Guanlin yang notebennya laki-laki. Guanlin menendang tubuh Nara tanpa belas kasihan yang menyebabkan Nara kehilangan kesadarannya.

"LIN!!! GUE MOHONNNNNN--" tangisan Somi yang memohon pun tak lagi mengurungkan jiwa psikopat dalam diri Guanlin.

Sesampainya di dalam villa itu, Guanlin mendudukkan Somi ke sebuah bangku yang terletak di pojok ruangan sambil mengikat kedua tangannya ke belakang. Melihat wajah Somi yang sudah pucat ketakutan yang dipenuhi dengan tangisan, Guanlin mengusap air matanya.

"Kamu tenang saja, Sayang. Bentar doang kok. Gak bakalan sakit!" ucapnya lembut sembari berbisik di telinga Somi.

"LO GILAKKKKKK!!!!!" teriakan Somi berhasil membuat emosi Guanlin meningkat. Awalnya Guanlin mencoba membiarkannya dan tetap fokus pada rencananya.

"LO PSIKO! LO BAJINGAN! LO GAK WARAS, GUANLINNNNNNN!!!!!!!" teriak Somi kali ini benar-benar sudah tidak bisa ditoleransi lagi oleh Guanlin. Guanlin geram berhenti sejenak dari rencananya yang masih mengisi entah cairan apa ke dalam jarum suntik. Ia berjalan ke arah lemari kecil dan membuka sesuatu dari dalam sana.

LAKBAN!

Ya, sebuah lakban hitam besar di keluarkannya dari dalam lamarinya.

"BAJINGAN!!! LO MAU NGAPAIN GUE, HUH???!!!!!" tanpa A I U E O lagi, Guanlin membuka lakban tadi untuk menutupi mulut Somi yang sudah seperti cerobong kereta baginya. Berisik!

"Ini hukuman karena lo gak nurutin perintah gue." ucapan Guanlin semakin membuat Somi panik dan ketakutan.

Guanlin kembali mengisi jarum suntik tadi dengan cairan bening yang di milikinya. Bukan hanya satu jarum, namun kali ini adalah yang ke-5.

Benar-benar psiko!
















•Di luar Villa

Who are you? | Hwang Hyunjin Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt