Yunhyeong - Diuji Waktu

12 1 0
                                    

Terinspirasi dari lagu Sherina favorit saya, Sebelum Selamanya.  Diikutin lomba tapi nggak menang, yaudah lah saya posting di sini aja.  Ohya, nama tokoh yang dipakai di sini diambil dari universe Dewangga, yang artinya Yunhyeong = Yoga, Donghyuk = Ezra.  Enjoy!


Sosok itu berdiri tegak, tubuh tinggi besarnya yang tertutup jubah hitam terlihat menonjol di antara kerumunan orang-orang yang memakai pakaian berwarna-warni. Kepalanya tertutup tudung jubah yang lusuh dan wajahnya tanpa ekspresi. Dua matanya sayu dan dingin, kulitnya putih pucat bak salju.

Sherina terhenti dari segala aktivitasnya. Rasa panas dingin menjalar dari tengkuk, turun ke punggung dan menyebar ke sekujur tubuhnya. Ia memandang Sherina, suara musik yang menggelegar dan ramainya percakapan orang-orang tidak ia gubris.

"Aku tidak menyangka Ezra sampai menyewa band papan atas untuk acara ulang tahunnya," sang pria tersenyum, masih kagum dengan pesta yang diselenggarakan oleh teman dekat sekaligus adik tingkatnya sewaktu kuliah dulu. Suasana di mobil langsung sepi setelah Yoga selesai berbicara.

"Dek?"

"Eh, iya?" Wanita yang duduk di kursi pengemudi tampak terkejut, lamunannya buyar. Semenjak pulang dari pesta tersebut, ia sedari tadi hanya diam bertopang dagu sembari melihat jalanan lewat jendela.

"Kamu sakit?" Yoga menoleh sekilas ke arahnya, wajahnya tampak khawatir. Tunangannya menggeleng, lantas menghembuskan nafas panjang. "Agak capek aja," jawabnya.

"Besok kita ada jadwal fitting baju, apa mau diundur aja?" tawar Yoga. Sherina langsung duduk tegap, otaknya sempat lupa bahwa hari yang ia tunggu-tunggu besok datang. "Nggak, aku bisa kok besok. Aku nggak sabar pakai baju pengantin!"

Sang pria terkekeh melihat wanita yang kelak akan menjadi istrinya tersebut. Tangannya kirinya yang bebas dari setir ia julurkan untuk mengacak gemas rambut Sherina.

Hari ini, pasangan tersebut berjanji untuk langsung bertemu di butik. Yoga akan segera menyusul dari kantornya pada jam makan siang, sedangkan Sherina yang izin keluar lebih awal bisa berangkat duluan karena tidak ingin terjebak macetnya kota metropolitan.

Sherina turun dari mobil yang ia sewa lewat aplikasi daring. Baru saja ia hendak mendorong pintu butik ketika ujung matanya menangkap sebuah objek yang aneh. Pria berbaju hitam yang sama seperti kemarin, berdiri sekitar lima meter darinya. Panik, Sherina cepat-cepat masuk agar terhindar dari bahaya.

Bercucur keringat dingin, wanita itu langsung menekan tombol speed dial. Gelisah karena teleponnya tak kunjung diterima, Sherina baru bisa bernafas lega ketika Yoga masuk ke dalam butik sembari merogoh kantong jaketnya.

"Oh? Kamu telepon Dek? Ada apa?"

"Nggak apa-apa, Mas. Untung Mas sudah datang."

Kehadiran tunangannya bak angin segar yang menghilangkan segara rasa gelisah dalam diri Sherina. Ia akhirnya tidak memikirkan sosok hitam tersebut. Dirinya lebih fokus pada baju pengantin yang akan ia gunakan di hari pemberkatan nikah dan set baju dodotan pengantin Jawa yang akan digunakan di hari resepsi.

"Kamu cantiknya makin berlipat-lipat kalau pakai kemben batik sama riasan tradisional," Yoga memandangnya sembari tersenyum. Yang dipuji tidak bisa menahan rasa malu, karena pria yang ada di sampingnya kini juga tampak gagah dengan sarung batik dan tubuh bagian atas yang terekspos. Dada dan perut bidangnya adalah hasilnya berolahraga rutin semenjak mereka membahas rencana pernikahan beberapa bulan lalu. Kepalanya dihiasi topi tinggi adat Jawa berwarna biru dan di sabuk bagian belakangnya terselip sebuah keris.

"Mas... kelihatan kaya pendekar yang mau perang."

"Oh ya?" Senyum pria itu makin lebar. "Mas akan jadi pendekarmu seumur hidup."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 09, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

iKON Oneshots [Story Prompts] [Bahasa Indonesia]Where stories live. Discover now