❄ 13

505 122 33
                                    

Sejak pertama kali memasuki rumah ini, terutama bagian dapur, Selly tahu ia merasa ada yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pertama kali memasuki rumah ini, terutama bagian dapur, Selly tahu ia merasa ada yang berbeda.

Bukan karena itu rumah keluarga mantan suaminya walau itu kenyataan yang tak bisa dipungkiri, tapi Selly merasa berbeda dari rumah-rumah yang pernah ia kunjungi.

Atmosfirnya begitu hangat dan merangkul, tidak seperti rumah orangtuanya dan apartemennya yang terlihat lebih modern.

Dapur di rumah ini menjadi tempat favorit Selly, kekeluargaannya begitu kental karena adanya candaan, omelan, keluhan, dan berbagi cerita dengan setiap orang di meja makan.

Dapur di apartemennya sendiri hanya untuk memanaskan pesanan makanan yang sudah dingin, memasak makanan instan atau membuat kopi, karena saat menulis Selly benar-benar tidak punya waktu banyak untuk meninggalkan komputernya.

Mungkin perbedaan itu yang membuat Selly merasa dirinya ingin memiliki sebuah keluarga, terutama orang-orang yang ada di dalamnya.

Ya, yang terpenting adalah orang-orangnya.

Terlalu sibuk di puncak karir membuat Selly tidak merencanakan langkah selanjutnya selain menjadi penulis. Menyibukkan diri sebagian dari alasan Selly menghilangkan bayang-bayang Dean yang masih sedikit membayanginya 10 tahun terakhir.

Mempertanyakan kepergian Dean tanpa kenjelasan.

Dan ketika mereka kembali bertemu, bukannya mempertanyakan hal itu, mereka malah membahas ketertarikan sensual mereka dan berhujung membuat Selly kesal sendiri karena menanyakan mantan kekasih Dean.

Apa mantan Dean sama dengan wanita Dean bawa ke rumah ini dua tahun yang lalu seperti perkataan Natalie?

Lagi-lagi benak Selly kembali mendebatkan hal itu!

Karena kesal, Selly mengangkat tangannya yang bebas untuk mengusap embun yang menghalangi pemandangan di luar kaca mobil sambil mengerutkan keningnya.

"Ada yang salah?" tanya Dean yang sejak tadi memperhatikan sekilas gerak-gerik Selly sambil mengemudi.

"Tidak ada," sahut Selly cepat dan datar.

"Ada yang ingin kau ceritakan padaku?"

Selly mematung beberapa detik mengingat nada bicara yang sama dan pernah ia dengar dengan orang yang sama.

.

"Ada yang ingin kau ceritakan, Sayang?" Dean menoleh pada Selly yang baru saja datang dari rumah keluarga Steward.

Sepertinya Dean tidak pernah melihat wajah Selly sumringah apa lagi berseri saat pulang dari rumah orangtuanya.

Selly tak mengacuhkan Dean, lebih tepatnya tidak fokus mendengar apa pun. Saat ini Selly hanya ingin meredamkan kepalanya yang panas mengingat perlakuan Rachel padanya.

Never Go AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang