❄ 3

835 168 57
                                    

"Kunci mobil atas nama Grace," ucap Selly menyodorkan foto bukti struk dari ponselnya pada resepsionis penitipan mobil di bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kunci mobil atas nama Grace," ucap Selly menyodorkan foto bukti struk dari ponselnya pada resepsionis penitipan mobil di bandara. Resepsionis itu mengeceknya lalu menanyakan nama lengkap Selly.

"Selly Stewart."

"Selly... Stewart..." ejanya menulis di buku agenda. Wanita resepsionis yang bernama Barbara di name tag-nya melotot seolah baru menyadari sesuatu, lalu menatap Selly dengan takjub. "Anda Selly Stewart penulis Exploring a Dream?!"

Selly yang menunduk menaruh ponselnya ke dalam tas mendongak mendengar itu. Ia tersenyum tipis lalu mengangguk kecil. "Iya, benar. Anda membacanya?"

"Ya, tentu! Saya membacanya berulang kali, dan tidak sabar menunggu untuk menonton filmnya! Saya juga membaca semua cerita anda di blog. Sayang hanya tiga cerita yang diterbitkan. Maaf saya kurang sopan, tapi saya sangat senang bertemu dengan penulis favorit saya. Boleh saya minta tanda tangan anda, Nona Stewart?" Dengan antusias Barbara menunduk mencari novelnya lalu meraih spidol kecil untuk menyerahkan pada Selly dengan penuh harap.

Selly cukup kaget melihat novel itu sudah terlihat usang dan menebal. Ia yakin novel itu sudah dibaca berulang kali sehingga setiap sudut lembarnya tertekuk. Ia meraih novel itu dan memberikan tanda tangan setelah menuliskan nama Barbara. "Aku tidak menyangka kau membaca semua ceritaku di blog, aku sangat terima kasih dan merasa terharu mendengarnya."

Barbara menutup mulut hampir berteriak menyambut novelnya yang sudah ditanda tangani Selly. "Kau tidak hanya berbakat, tapi juga sangat cantik." Lalu meraih kunci mobil untuk menyerahkan pada Selly. "Ini dia kunci mobilnya. Semoga hari Anda menyenangkan, Nona Stewart."

Setelah berpamitan, Selly membuat kopernya ke mobil di bagian penumpang. Grace selalu meninggalkan mobilnya di sini saat berlibur musim dingin bersama Daniel atau bersama teman-teman yang lain. Karena akan dijemput oleh Paman Daniel yang memang penduduk asli di sana menggunakan mobil yang lebih besar.

Dengan alasan takut terjebak jika ada badai salju. Tapi kali ini Selly memakai mobil Grace karena ia yakin sampai tujuan tanpa kendala jika tidak bersinggah seperti biasanya mereka lakukan dan hanya akan memerlukan tiga jam perjalanan. Selly harus memastikan beberapa camilan di mobil dan bahan bakar yang terisi penuh.

Sebelum benar-benar mengemudi, Selly menyalakan pemanas mobil. Cuaca hari ini sudah mencapai -5° celcius dan perkiraan ramalan cuaca hari ini akan ada badai salju. Ia harus cepat sampai ke daerah Saariselka--daerah vila Daniel berada.

Perjalanan Selly sudah satu jam berlalu. Padahal kaca mobil tertutup rapat, namun Selly dapat mencium aroma es mulai menguat ketika melintasi jalan tol yang di pinggirnya terdapat hutan memenuhi pandangan. Jalanan terlihat seperti baru dikeruk untuk membuka jalan raya yang tertimbun salju.

 Jalanan terlihat seperti baru dikeruk untuk membuka jalan raya yang tertimbun salju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Never Go AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang