❄ 18

611 113 34
                                    

Selly terbangun karena hawa dingin menyeliputinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selly terbangun karena hawa dingin menyeliputinya. Dalam kegelapan ia mendapati tempat tidur di sampingnya kosong.

Tangannya yang bebas menarik selimut lebih tinggi upaya menghangatkan diri. Entah mengapa rasanya salah. Yang ia ingat, Dean tidak pernah meninggalkannya saat tidur setelah percintaan mereka dulu. Selly menghela napas menyadari sesuatu bahwa semua tidaklah lagi sama.

Selly tidak akan berbohong mengenai tadi malam, bahwa itu adalah seks terhebat yang sudah lama tidak ia rasakan.

Apa Dean merasakan hal yang sama?

Selly harap iya, mengingat pria itu tak hentinya menyentuhnya setelah benteng mereka hancur lebur setelah 10 tahun tak bertemu. Hingga akhirnya mereka kelelahan dan tidur dalam keadaan berpelukan. Selly tidak menyangka akan bangun sendirian.

Harusnya Selly tidak perlu membandingkan kebersamaan mereka dulu dan sekarang. Dulu mereka bagai dua insan yang tak terpisahkan, sedangkan sekarang mereka tidak memiliki hubungan apa pun selain memenuhi hasrat masing-masing.

Harusnya Selly tidak perlu terkejut. Tapi... kenapa Selly merasa keberatan?

Tok tok tok

Selly terpenjat kaget.

"Kakak Penulis, apa kau sudah bangun? Mom menyuruhku memanggilmu turun untuk sarapan bersama. Makanannya sudah siap. Huaaahh.." Selly mendengar Mike menguap sambil menunggu jawaban dari Selly di depan pintu kamar.

"Oh ya terima kasih, Mike. Aku akan segera turun," balas Selly dengan suara serak khas bangun tidur.

Ia menengok pada jendela di samping ranjang. Yang benar saja ada sinar matahari menyelinap masuk melalui celah gorden. Ia tidak menyangka akan menemui pagi secepat ini.

Selly berusaha bangun sambil menggosok wajahnya menghilangkan kabut karena kurang tidur.


❄❄❄


Sejak dari satu jam berlalu, Dean hanya menyekop salju di sekitar rumah dan halaman yang tingginya mencapai pinggang orang dewasa bekas badai salju semalam yang ia hiraukan.

Hanya berhenti sejenak mengambil napas, Dean melanjutkan acara menyekopnya agar tidak memikirkan sesuatu yang bersangkutan dengan tadi malam.

Hanya satu malam penuh...sudah cukup, Dean menyakinkan diri. Tidak ada yang perlu ia khawatirkan tentang itu.

Perkiraan badai salju tidak akan ada lagi untuk beberapa hari ke depan. Mereka akan berpisah melanjutkan hidup masing-masing seperti sebelumnya dan melupakan semuanya, karena mereka sudah saling memaafkan tentang kejadian 10 tahun lalu. Walau Dean masih serasa janggal tidak menjelaskan alasan mengapa ia pergi kala itu. Namun saat dipikir ulang, ia yakin Selly tidak akan peduli lagi karena itu sudah 10 tahun lalu.

Never Go AwayWhere stories live. Discover now