❄ 17

877 115 60
                                    

Suara langkah kaki Mike kian menjauh menuruni tangga, dan suara gemuruh salju di luar semakin kencang dan ribut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara langkah kaki Mike kian menjauh menuruni tangga, dan suara gemuruh salju di luar semakin kencang dan ribut.

Dean menaruh keningnya dengan mata tertutup pada bahu Selly yang basah karena keringat. Jantungnya masih berdetak cepat, begitu pula dengan Selly.

Beberapa hening menikmati sisa-sisa percintaan mereka yang gila. Dean familiar dengan perasaan ini, terlebih dengan orang yang sama di 10 tahun yang lalu. Ia tidak menyangka rasanya akan sama, bahkan sekarang lebih--

"Yang tadi itu luar biasa. Terima kasih, Dean." Selly mengusap punggung telanjang Dean yang basah menggunakan tangannya yang bebas.

Mengingat itu Dean sedikit bangkit menatap Selly di bawahnya. "Apa aku menyakitimu? Apa tanganmu terbentur sesuatu? Aku lupa tanganku terkilir," ucapnya menyesal.

Alis Selly terangkat. "Aku sendiri lupa masih memakai gips ini masih ada di tanganku." Ia bisa mendengar Dean tertawa kecil.

Ya, mereka berdua lupa akan segalanya, terutama Selly. Bahkan mereka lupa dengan badai salju di luar sana walau Dean masih bisa was-was takut ketahuan.

Setelah beberapa saat otak Dean mulai bekerja dengan baik. Ia baru menyadari penerangan di kamar ini hanya perapian di samping mereka dan cahaya bulan dari jendela. Baju mereka berserakan di lantai, terkapar tak berdaya yang entah bagaimana mereka melepasnya. Dean yakin piama Selly ada yang sobek saat ia melepasnya.

Dean bangkit dari lantai sambil memeluk tubuh telanjang Selly, mengangkatnya dengan mudah.

"Kita mandi?" tanya Selly.

"Pindah tempat yang lebih empuk. Kau terlalu cepat mengucapkan 'terima kasih', simpan untuk nanti." Ya, tentu saja satu kali takkan cukup jika itu adalah Selly.

Senyum Selly merekah sambil melingkarkan satu tangan dan kakinya pada tubuh telanjang Dean untuk berpegangan. "Aku selalu suka dengan staminamu, Tuan Morrison."

Saat merasakan punggungnya bertemu dengan empuknya permukaan kasur, Selly melengkungkan tubuh saat merasakan bukti gairah Dean lagi. Tangan Selly memberikan kenikmatan itu menggunakan jemarinya, dan merasakan Dean terkesiap. Ritme napas pria itu kembali berubah.

"Ya ampun, Selly--"

Bibir mereka bertemu saling memagut. Tidak ada kata pelan dari setiap pergerakan Selly dengan kulit mereka saling menyentuh.

Tidak seperti sebelumnya, kali ini Dean lebih terkendali memberi kenikmatan perlahan dan pasti.

Mulai dari menjauhi Selly untuk menciumi seluruh tubuh wanita itu hingga Selly hampir berteriak jika Dean lupa memperingatkan untuk menutup mulut.

❄❄❄

"Kali ini kau lebih terkendali. Karena tanganku?" Selly menoleh pada Dean yang baru telentang di sampingnya usai percintaan kedua mereka.

Never Go AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang