❄ 0

1.8K 193 86
                                    

Berjalan sambil memeluk binder berwarna merah muda, Selly tidak sabar untuk duduk di kursi meja favoritnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berjalan sambil memeluk binder berwarna merah muda, Selly tidak sabar untuk duduk di kursi meja favoritnya.

Kursi meja itu terletak di halaman belakang sekolah dekat pagar pembatas antara taman sekolahnya dengan hutan kota yang sering digunakan masyarakat untuk melakukan berbagai macam olahraga atau hanya sekedar duduk-duduk santai di sana.

Yang membuat Selly tidak sabar adalah menumpahkan seluruh ide-ide atau imajinasinya tentang fantasi yang mengerikan sekaligus menyenangkan pada buku binder kesayangannya dalam bentuk sebuah tulisan.

Jantungnya mulai berdetak kencang saat sudah duduk di salah satu sisinya dan mulai menulis menggunakan pensil yang ujungnya sudah ia raut hingga runcing sebelum kemari. Selly selalu bersemangat menulis kata-perkata, kalimat-perkalimat di atas kertas.

Walau hasil ceritanya akan diolok-olok oleh teman kelas yang sengaja mencuri bindernya lalu membaca dengan nyaring di depan kelas, mengatakan bahwa ceritanya seperti anak kecil terlau banyak menghayalkan yang tidak nyata. Tak hanya di sekolah, di rumah pun tidak ada yang mendukung karyanya bahkan orangtuanya tidak memedulikan karena seluruh anggota keluarga memang terlalu serius termasuk kakak dan adiknya.

Tetapi Selly sudah terbiasa dengan itu dan tidak akan goyah sedikitpun jika seseorang berusaha mematahkan semangatnya dalam menulis. Karena hanya menulis, Selly seperti memasuki dunia baru dan melupakan dunia nyatanya yang monoton.

Minat Selly dalam menulis sebuah cerita fantasi yang sudah menggerogotinya semenjak ia berumur 8 tahun. Dulu ia sering menonton film-film princess kerap kali ia mendapat jatah untuk menonton TV. Karena hanya diberi waktu dua jam perhari oleh orangtuanya untuk menonton. Selly membayangkan dan merekam semua yang pernah ia tonton ke dalam benaknya.

Berimajinasi meneruskan cerita-cerita itu dengan versinya sendiri karena ia tidak rela cerita si Cinderella hanya sebatas menikah dengan pangeran lalu bahagia. Selly ingin lebih dari sekadar menua bersama menghadapi kehidupan normal. Contohnya seperti Cinderella berhutang pada sang peri untuk membantunya mencari sebuah permata berharga yang hilang dan membuat Cinderella bersama pangeran memiliki petualangan yang seru menghadang pasangan itu.

Ya, semua berawal dari sana. Hingga hayalan fantasinya semakin menggila dan hanya dengan menuangkan ke dalam tulisan mampu melongkarkan benaknya penuh dengan imajinasi yang tidak bisa ia lihat di dunia nyata.

Kali ini ia menuliskan tentang seorang pria desa di zaman masehi yang dikaruniai sebuah kekuatan luar biasa karena takdirnya yang sudah tertulis bahwa saat dewasa akan membunuh monster penguasa kastil di salah satu daerah yang membuat sebagian penduduk di sana resah dan ketakutan.

Di tengah Selly sedang asik dengan dunia fantasinya, sebuah bayangan bulat menutupi cahaya matahari ke bindernya berjalan mendekat, lalu saat ia menoleh...

Bugh!

Sebuah bola mengenai keningnya. Untung Selly sudah makan siang saat istirahat sebelum ia ke sini, jadi peningnya tidak terlalu parah. Selly meringis merasakan benturan tiba-tiba itu.

Never Go AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang