❄ 10

744 132 52
                                    

Selly bersumpah sangat menginginkan Dean sekaligus penasaran dengan alasan pria itu yang selalu pergi di tengah mereka saling menginginkan tidur di ranjang yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selly bersumpah sangat menginginkan Dean sekaligus penasaran dengan alasan pria itu yang selalu pergi di tengah mereka saling menginginkan tidur di ranjang yang sama.

Ia tidak akan menuntut apa pun, jika itu yang Dean khawatirkan. Dan Selly sadar ketertarikan sensual di antara mereka sangat kuat.

Tentu saja tidak ada lagi cinta, hanya seks, tidak lebih.

Saat berciuman dalam kegelapan di tengah badai tadi malam, Selly sudah menyerahkan diri. Tidak peduli pada sekitar dan hanya menginginkan Dean. Ciuman panas mereka kembali terhenti karena sesuatu yang berbulu menyentuh kaki mereka.

Ternyata itu adalah William yang terlihat ketakutan karena mendengar ribut badai salju di luar sana.

Bersyukur saat itu Dean masih memeganginya, karena kaki Selly terasa lemas usai beciuman itu. Ketika kakinya terasa kuat berdiri, Dean melepas pegangannya pada Selly lalu menarik napas dalam-dalam sebelum meraih Willian di lantai dan meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.

Sekarang kepala Selly terasa pening hanya tidur beberapa jam karena memikirkan apa alasan pria itu menahan diri.

Selly benar-benar ingin tahu. Apa pun jawaban Dean, ia akan mengerti selama cukup jelas, dan Selly tidak akan memaksa kejelasan lain termasuk apa yang terjadi 10 tahun lalu.

Terlalu menyakitkan untuk di ingat, seolah menyayat luka lama yang belum sembuh sempurna. Atau bisa dibilang belum sembuh sedikit pun.

Dean memang pria yang hangat, tapi juga sangat tertutup dengan masa lalunya. Selly tidak pernah tahu bagaimana cerita keluarga Dean. Pria itu hanya memberi tahu bahwa Zac adalah suami ibunya dan memiliki adik perempuan dan adik laki-laki.

"Hai, Selly. Good morning," sapa Natalie yang tengah memasak sarapan di dapur.

Selly berjalan mendekat dengan wajah menahan nyeri di sikunya sambil menarik kursi meja makan menggunakan tangan yang bebas. "Morning, Natalie. Apa yang lain sudah bangun?"

Dari atas hingga ke dapur, rumah terlihat sepi. Lalu ia duduk di meja makan meraih teko berisi teh herbal yang Natalie tawarkan upaya menghangatkan tubuh karena tumpukan salju terasa di mana-mana pagi ini.

"Suamiku dan Dean sedang membersihkan tumpukan salju di sekitar rumah. Paman Sam juga sudah bangun, tapi dia kembali pergi memancing di danau hutan belakang. Aku heran dia sangat terobsesi dengan memancing. Terlebih saat danau membeku seperti sekarang. Dia membawa palu dan peralatan lainnya untuk membuat lingkaran di tengah-tengah danau beku agar bisa memancing. Hobi menunggu ikan mematuk umpan bohongan dari bawah bongkahan es, untukku itu membuang-buang waktu. Tapi dia sangat menikmatinya."

Kalimat Natalie persis seperti perkataan ibunya pada Selly. Membuang-buang waktu menulis cerita fantasi yang jauh dari kata idealis Rachel tentang sebuah profesi pekerjaan dan juga sangat mencintai pekerjaannya.

Never Go AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang