Part 4. Ada JOB

1.4K 258 167
                                    

Sorry for typo:)

Happy Reading
.
.
.

Vano berjalan santai menuruni anak tangga untuk menuju dapur, antesinya ia alihkan kepada pemuda yang sedang membawa lembaran kertas untuk dibuang ke tong sampah.

Dan saat akan kembali menuju ke kamarnya, manik keduanya bertemu. Keduanya saling menatap tajam satu sama lain.

"Habis belajar?" tanya Vano santai pada pemuda itu, tapi masih berada di anak tangga.

Pemuda yang biasa dipanggil Niel memutar mata malas. "Kepo."

Niel memutuskan antesinya untuk menatap arah lain. Kemudian, membawa langkahnya untuk menuju kamarnya. Tapi, langkahnya tertahan kala Vano mengangkat suaranya lagi.

"Kak?" panggil Vano pelan.

Niel mengerutkan alisnya, jika Vano memanggil dirinya dengan sebutan 'Kakak' dapat di pastikan, Vano memiliki permintaan.

"Jangan panggil gue dengan sebutan itu!"

"Karna, kalo lo manggil gue kayak gitu pasti ada maunya." Lanjut Niel didalam hatinya.

Vano terkekeh pelan. "Oh oke-oke. Gue boleh minta tolong gak nanti?" ucap Vano pada Niel.

"Nahkan! Baru aja gue bilang," sahut Niel di dalam hatinya.

"Sorry, gue sibuk nanti." Ucap Niel pelan dan langsung berlalu dengan cepat.

Vano mengangguk-angguk kepalanya saja, padahal ia tadi ingin meminta sesuatu untuk mengerjai Niel, tapi tidak jadi karna mood nya tiba-tiba hilang.

****

Malam harinya, Niel masih berkutat dengan alat tulisnya padahal sekarang adalah jam makan.

Tokk ... Tok ...

"Masuk," sahut Niel pelan.

Bi Ira masuk ke dalam kamar Niel sembari membawa nampan makanan. "Makan dulu, Nak Niel." Suruh Bi Ira.

Niel menghentikan aktivitas menulisnya, lalu mengangguk. "Iya, Bi."

Bi Ira tersenyum hangat, "Jangan terlalu memaksa diri ya, Nak Niel. Tubuh kamu juga perlu istirahat," ucap Bi Ira tiba-tiba.

Niel tersenyum tipis untuk menanggapi ucapan Bi Ira, "Oh iya, Papa sama Mama belum balik, Bi?" tanya Niel.

Bi Ira menggeleng, "Belum, mereka bakal pulang minggu depan." Jawab Bi Ira.

Niel mangut-mangut mengerti, "Oh."

"Yaudah Bibi keluar dulu, ya. Ingat makanannya harus habis!" ucap Bi Ira yang diangguki oleh Niel.

"Iya, makasih untuk makanannya, Bi." Sahut Niel yang dibalas dengan senyum lembut dari Bi Ira.

Niel memasukkan nasi ke dalam mulutnya. Tepat, di suapan terakhir ponsel Niel berbunyi. Niel mengambil benda pipih tersebut, seraya mengunyah makanan di mulutnya.

Martin.
1 notification.

"Niel, mlm ini ada job di resto mewah. Lo mau ikt ga?"

Going Is The Best Choice [END] ✅Where stories live. Discover now