Going Is The Best Choice [END] ✅

Part 30. Kemoterapi Pertama (Sick)

Sorry for typo:)

Kalian kangen ga sama Niel? Iya, sama. Aku juga kangen menulis kisah hidupnya, Bestie. Maaf baru bisa up, soalnya aku baru aja sembuh dari sakit mwhehe.

Di vote dulu yuk, Bestie😇.

꧁Happy Reading꧂
.
.
.

"Terasa menyakitkan ketika hadirnya kita di dalam sebuah keluarga tidak dianggap ada oleh kedua orang tua sendiri."

-Nathaniel-

"Vano, kami kembali pulang, Nak."

Daniel dan Diana tersenyum hangat ke arah putra angkatnya tersebut yang kini tersenyum lebar ke arah mereka berdua. Vano, remaja itu menatap kedua orang tua angkatnya dengan senyum lebar yang bahagia.

Sebelum berlari menghampiri orang tuanya, Vano melirik sekilas ke arah Niel yang hanya berdiam diri. Diam-diam dirinya membatin seperti ini. "Drama gue dimulai, Niel."

Dan ia pun segera berlari ke arah Daniel dan Diana. Lalu memeluk tubuh kedua orang tuanya dengan erat. "Aku kangen banget sama Papa dan Mama." Ucapnya.

Daniel dan Diana membalas pelukan putra angkatnya tersebut. "Kami juga, sayang." Vano mengangguk pelan setelah mendengar kalimat tersebut.

"Kalian bohong! Katanya cuma dua minggu doang di luar negeri, tapi kok lebih sih!" gerutu Vano di sela acara pelukannya.

Diana terkekeh mendengarnya. "Hahaha, Mama minta maaf, Nak. Selama dua minggu lebih ini, pekerjaan Papamu di sana banyak banget. Ditambah masalah yang ada di butik Mama, cukup bikin Mama repot. Kemarin baru aja semua masalahnya kelar," jelas Diana dengan suara lembutnya.

"Sebagai tanda minta maaf kami sama kamu, kami beli sepatu untuk kamu bertanding main basket, Nak." Daniel melepas pelukannya lalu memberikan sebuah paper bag pada Vano yang berisikan sepasang sepatu branded.