Part 38. Lomba Olimpiade (Emosi)

845 81 51
                                    

Sorry for typo:)

Happy Reading
.
.
.

"Sebuah perlombaan tidak akan terasa menyenangkan jika hasilnya 'seri'."

-Revano Sagara Valendra-

-Revano Sagara Valendra-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Merry Christmas, Bestie. I love you💖

"Dek, mau sampai kapan lo nangis kayak gini? Niel cuma kecapekan makanya dia tidur sebentar, dia baik-baik aja kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek, mau sampai kapan lo nangis kayak gini? Niel cuma kecapekan makanya dia tidur sebentar, dia baik-baik aja kok." Kriss menghela napas berat kala melihat Queen yang terus menangis sejak tiga jam yang lalu.

"Hiks ... hiks ... lo nggak bakal tau setakut apa gue saat ini waktu ngeliat muka pucat orang yang gue sayang, Bang. Gue sayang Niel, gue nggak kuat liat dia kayak gini. Hiks .... hikss," sahut Queen sesegukan seraya menutup wajahnya memerah akibat menangis menggunakan tangan mungilnya.

"Apalagi tadi mereka bilang ada sesuatu yang mengganjal di tubuh, Niel. Mereka bilang kayak gitu aja udah bikin gue overthinking setengah mati, Bang. Dar---"

GREP!!!

"Ssstt, udah. Jangan dilanjutin lagi, cukup sampai sini aja. Yaudah lo nangis aja dipelukan gue, nangis sampai lo udah ngerasa baikan. Tenang aja, gue nggak akan ngejek lo dengan sebutan 'cengeng' untuk saat ini, tapi lain cerita untuk hari lain." Ucap Kriss memotong perkataan Queen seraya mengusap lembut surai halus milik sang Adik.

Queen terdiam sejenak, kemudian tak lama setelahnya gadis itu segera membalas pelukan sang Abang untuk menangis di balik bidang dada Abangnya yang lebar dan juga keras.

"Niel bakal selalu baik-baik aja selama ada kita di sini buat temenin dia. Dan, semoga sesuatu yang mengganjal di tubuh Niel ... itu bukan kabar buruk untuk kita semua." Sahut Martin tiba-tiba seraya berjalan mendekati ranjang UKS yang ditempati Niel.

"Iya, semoga aja ...." sahut Albeth dari belakang dengan tatapan sendu yang fokus pada wajah pucat pasi milik Niel.

"Gue nggak yakin kalau ini bakal jadi kabar baik, but semoga Niel baik-baik aja untuk ke depannya. Tuhan selalu menyertai lo, kawan." Batin Kriss.

Going Is The Best Choice [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang