Season 2 ; 4

437 48 5
                                    

ih sedih banget chapter sebelum ini sepi☹️😔

kalo sepi aku jadi ga semangat nulis tauu. ini aku update karena lagi pengen aja


HAPPY READING!

Entah bermula dari mana, sudah terhitung dua bulan Tama dekat dengan Jisa. Bahkan kadang mereka bertemu di kafe atau di Perpustakaan Nasional untuk sekadar berbincang ringan. Mereka pun sudah pindah lapak dari Instagram jadi ke WhatsApp. Kece, 'kan?

Seperti saat ini misalnya. Keduanya tengah mengobrol ringan di salah satu kafe yang terletak tidak jauh dari masjid tempat pertama kali mereka bertemu. Dengan ditemani secangkir kopi berembun dan segelas es kopi susu, keduanya saling bertukar cerita tentang keseharian mereka. Walau suara Jisa lebih mendominasi alias Jisa lah yang lebih banyak membagikan cerita, sedangkan Tama menopang dagu memerhatikan Jisa dengan lamat dan tatapan teduh.

"Terus Jingga bilang masakan gue enak lho, Kak. Jarang-jarang banget dia muji masakan gue," ujar Jisa dengan mata yang berbinar. Selalu seperti ini jika ia menceritakan tentang sosok adiknya, Jingga.

"Gue gak tau masakan lo enak atau nggak. Mau dong nyicip kapan-kapan," sambar Tama seraya menurunkan tangannya yang sejak tadi menopang dagunya.

Jisa tertawa kecil. "Boleh. Makanya main ke rumah gue dong!"

Tama ikut tertawa kecil. Ia mengangguk sambil menyesap kopinya. "Kapan-kapan kalo gue gak sibuk, gue sempetin main deh ke rumah lo," balasnya setelah kembali meletakkan cangkir kopinya. "Atau lo aja ke RS gue ngirimin makanan."

"Itu sih maunya lo, ya! Lagian gue lagi sibuk ngurusin novel baru gue yang bakalan terbit bulan depan," Jisa berujar dengan senyuman meledek. "Gue kan orang sibuk."

"Sok iye. Huu!" ledek Tama sambil mengacak surai Jisa. "Eh, berarti novel lo terbit pas bulan puasa, ya?"

Jisa mengangguk seraya melipat kedua tangannya di atas meja yang menjadi penghalang antara dirinya dan Tama. "Iya. Dan bulan puasa tinggal tiga hari lagi. Gak sabar mau ngerasain suasana sahur deh."

"Sama sih. Tapi, bulan puasa besok gue bakal ditinggal berdua doang sama adek gue. Bonyok mau ke luar kota buat jagain nenek gue. Baru deh kerasa bujang lapuknya," ucap Tama lesu. Jisa yang mendengar itu sontak tertawa meledek.

"Makanya nikah! Udah tua masih aja betah ngejomblo," ledek Jisa seraya mengaduk kopi susu dinginnya menggunakan sedotan.

"Anjir," umpat Tama pelan seraya terkekeh. "Eh, Jis, mau bantu gue gak?" tanyanya dengan raut serius tiba-tiba.

"Apaan?"

"Bantu ngelepas status jomblo gue," jawab Tama seraya tersenyum manis.

Mendengar itu sontak membuat Jisa tersedak minumannya, sedangkan Tama tertawa keras karena berhasil mengerjai wanita di hadapannya.

Jisa yang menyadari bahwa ia tengah dikerjai pun langsung mendelik tajam pada Tama yang masih tertawa. "Sialan!"

"Eh, tapi, kalo mau beneran gak pa-pa sih. Gue kosong kok."





tes ombak dulu💁🏻‍♀️

Our Space | Taeyong - Jisoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang