LIMA

473 90 58
                                    

HALO YOROBUN

mohon dibaca dulu ya yorobun

maaf ya aku kemaren ngilang lama banget😭🙏
mohon mamaf ya gais
btw

MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN YA READERS QU SAIYANG
mohon maaf lahir batin ya.
maaf kemaren ilang :')

gimana kemaren thr nya lancar ga nih?
untuk yg sudah besar, mohon bersabar ini ujian wkwk

kemaren puasa juga gimana? bolong berapa nih hayo
bolong karena ngapain hayo ngaku *bulan gosong*

aku disini juga ingin mengucapkan banyak banyak terima kasih kepada kalian yg sudah setia menunggu kelanjutan cerita tamaca :')
aku terharu sangat
btw AKU KANGEN KALYAN HIKD

yg kangen aku boleh komen dibawah (biar kayak yutuber .anjay)

intinya aku meminta maaf dan berterima kasih banyak

jadi, langsung aja ya dibaca kelanjutan cerita tamaca hehe

HAPPY READING🕊️

"Karena memang sesungguhnya, manik-manik tasbihku tetap berbeda dengan manik-manik rosariomu."
-Tama

Sudah terhitung delapan hari Tama lewati tanpa kehadiran kekasihnya, Jisya. Sosok Tama yang dulu masih sering membalas senyum orang-orang dengan senyuman tipisnya. Sekarang sudah tidak pernah lagi.

Bahkan melirik pun tidak. Hanya berjalan lurus seolah-olah tidak ada orang disekitarnya.

Seperti saat ini, Tama sedang berjalan di koridor fakultasnya seorang diri. Dengan badan tegap, wajah datar tak berekspresi, dan jangan lupakan tatapan datarnya yang membuat orang-orang takut dan jatuh cinta di waktu bersamaan.

"Tama!"

Merasa namanya dipanggil, Tama pun menoleh ke kanan dimana sumber suara tersebut berasal. Nalisya. Tama pun menghentikan langkahnya menunggu Nalisya yang sedang berjalan cepat kearahnya.

"Apa?" tanya Tama saat Nalisya sudah berada di depannya.

"Lo abis ini ada kelas?" tanya Nalisya balik sambil membenarkan rambut cokelat panjang nya.

"Gak," jawab Tama singkat, padat, jelas.

Nalisya menganggukkan kepalanya pelan, "Lo mau ke masjid kan?" tanya Nalisya.

"Ya," jawab Tama.

"Abis dari masjid temuin gue di taman belakang fakultas komunikasi," kata Nalisya.

"Mau ngap--"

"Ini tentang Ica," sela Nalisya dengan raut seriusnya.

Tama terdiam saat mendengar nama gadis'nya' yang sangat ia rindukan.

Tama menganggukan kepalanya tanda mengiyakan.

"Oke. Babay." Lalu Nalisya pergi dari hadapan Tama.

Lalu Tama pun melanjutkan perjalanannya menuju masjid kampusnya.

Our Space | Taeyong - Jisoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang