Akhir dari kisah mereka

836 98 20
                                    

sorry aku ketiduran. tolong setel lagu sedih kalian, aku recomended sih I.L.Y - The Rose, Is It Just Me - Emily, Goodnight & Goodbye - Mree, A Little Bit Yours - JP Saxe, Letting Go - Day6. janlup siapin tisu

HAPPY READING!
















Oh and I should know this could never work

Oh, this could never end well

- Anson Seabra, That's Us



Jarak waktunya sudah lima bulan dari Jisya terakhir kali bertemu Tama di rumahnya, dan malam ini ia akan bertemu lagi dengan lelaki itu. Lelaki yang dulu pernah menjadi Tama-nya, kini akan menjadi milik orang lain.

Empat tahun ia berusaha move on, dengan hasil yang selalu sama: gagal. Pertemuan pertama mereka setelah empat tahun tak berjumpa cukup berbekas di hati dan pikiran Jisya, tapi sayangnya Tama harus langsung pulang ke Jakarta malam itu juga karena pekerjaannya menumpuk setelah ditelantarkan selama berhari-hari karena ia pergi ke Bandung.

Awalnya saat mendengar ucapan Tama lima bulan lalu: "Iya, nanti kamu dipanggil Buna Ica sama anak kita." Jisya seperti mendapatkan pencahayaan dalam hubungan antara dirinya dan Tama. Tetapi ternyata cahaya itu adalah sebuah pencahayaan yang gelap, bukan cahaya terang yang membawa hawa sejuk, tapi cahaya gelap yang membawa hawa sesak.

Sinar senja Jisya yang kala itu kembali bersinar saat melihat kehadiran Tama, kini kembali redup. Redup bersama kenangan mereka selama dua tahun menjalin hubungan manis. Kini semua kenangannya bersama Tama tidak lagi berwarna, kenangan itu hanya menunjukkan warna kelabu.

"Ca." Suara yang Jisya rindukan itu memasuki indra pendengarannya. Jisya menoleh dan tersenyum pada Bonita dan Nalisya yang sedang menatapnya dengan khawatir diambang pintu kamarnya yang terbuka.

"Lo gak usah dateng juga gak pa-pa kok, Ca." ujar Bonita lembut. Gadis yang mengenakan gaun selutut berwarna putih dengan bagian dadanya berwarna hitam itu menatap sahabatnya khawatir.

Nalisya mengangguk dengan ekspresi khawatir, ia dan Bonita adalah saksi rusuh dari kisah cinta Jisya dan Tama semasa kuliah hingga kini. "Tama sendiri yang bilang... katanya kalo lo gak dateng gak pa-pa kok, tapi dia berharap lo dateng sih, soalnya dia... kangen sama lo."

Dada Jisya sesak, seperti ditusuk menggunakan petir yang Zeus kirim. Ia berusaha tersenyum walau kedua matanya berkaca-kaca, dan sirat akan terluka. "Gak pa-pa kok, aku dateng aja. Gak enak kan, masa gak dateng ke nikahan... temen sendiri."

Our Space | Taeyong - Jisoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang