SEMBILAN

448 91 45
                                    

ini hadiah karena kemaren 20 vote dalam waktu kurang dari 24 jam

GILS AKU SENENG BINGIT HAHA, makasih samyang :*

HAPPY READING ZEYENK🕊️

"Aku bisa memelukmu, meluluhkan hati ibumu. Tapi sainganku berat, antara rosario dan arah kiblat."
-Tama

Selepas keluar dari toilet, Jisya dan Nalisya pun berjalan beriringan menuju kelas karena sebentar lagi kelas pertamanya akan dimulai. Untungnya jarak antara toilet dan kelasnya tidak terlalu jauh. Selama perjalanan menuju kelas, Jisya hanya diam. Pikirannya terus terngiang-ngiang kata-kata Nalisya.

Karena melamun, terkadang Jisya tidak sengaja menabrak orang yang lewat berlawanan arah dengannya. Tidak jarang juga orang-orang menyapanya yang akan dibalas senyuman lebar khas seorang Jisya.

Suasana koridor fakultasnya hari ini cukup ramai, membuat Jisya cukup bingung. Karena tidak biasanya kampus ramai. Tapi saat melihat ke arah mading, ia langsung mengerti. Ternyata besok ada acara di kampus yang selalu diadakan setiap tahun.

Jadi gini, di kampus tempat Jisya menimba ilmu ada acara kampus seperti pensi. Tapi bedanya di acara ini hanya akan menampilkan beberapa penyanyi yang mau menyumbangkan suaranya. Setiap tahun penyanyi nya pun beda-beda, tapi Rossa sudah menjadi langganan kampus Jisya karena banyak mahasiswa meng-request penyanyi cantik itu. Jadi bisa dibilang acara ini hanya acara musik biasa.

Jisya menoleh kearah Nalisya setelah melewati mading. "Sya, itu acaranya besok?"

Nalisya mengangguk pelan. "Iya, lo mau ikut nyumbang suara? Soalnya kata Jay mereka kekurangan bintang tamu. Pengen ngundang Fourtwnty tapi katanya udah di booking. Jadi kemaren waktu lo gak masuk, anak himpunan kelabakan nyari lo."

Jisya mengernyit. "Hah? Kok aku? Kamu ajalah, Sya. Suara kamu bagus gitu kok."

Nalisya mendengus pelan. "Mereka kan jadinya cuma bisa ngundang Rossa, Naif, Sheila On 7, The Overtunes. Nah Rossa sama The Overtunes cuma bisa nyumbang tiga lagu, abis itu mereka pulang karena ada acara di tempat lain juga. Sedangkan nih acara dari jam tiga sore sampai jam dua belas malem. Jadi kurang."

"Kan bisa ambil dari anak musik. Kenapa jauh-jauh ke sini?" balas Jisya. Sebenarnya ia mau saja menyumbang suaranya, tapi ia sedang dalam suasana hati yang kurang baik. Jadi takut ambyar di atas panggung nanti.

"Anak musik juga lempar ke elo, Icaa. Mereka bilang bakal ngirim pemain gitar, drum, sama keyboard doang. Terus yang nyanyi lo dan beberapa mahasiswa yang diambil anak himpunan," jelas Nalisya sembari membuka pintu kelasnya.

Jisya dan Nalisya pun duduk di kursi ketiga dari belakang yang berada di pojok kelas. "Ish, suara kamu lebih bagus, Sya. Kamu aja," ujar Jisya sambil meletakkan kepalanya diatas tote bag hitamnya.

Nalisya mendengus. "Gue lagi gak bisa, Sayang. Tenggorokan gue sakit, apalagi kalo nyanyi."

"Duh, jangan ak-"

"KAK ICA! YA ALLAH AKHIRNYA KETEMU." Teriakan Jay membuat orang-orang yang berada di kelas yang sama dengan Jisya langsung tersentak kaget.

Muhammad Jay Wardhana, Maulana Darma Mahendra, dan Castano Stefan Hutagalung langsung menerobos masuk dan menghampiri Jisya yang masih terkejut di bangkunya.

"Jay! Ngagetin aja sih!" gerutu Jisya kesal seraya menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya.

Yang diomeli pun hanya menyengir lebar. "Maap, Kak. Seneng banget soalnya liat Kak Ica udah masuk hehe."

Our Space | Taeyong - Jisoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang