SEBELAS

426 84 48
                                    

halo? HEHEHEHE
maav ya lama, mentok banget sumpah :((
aku ganti judul and cover ya hehe

HAPPY READING🕊️

"Semesta bilang, lepaskan. Dia ada, bukan untukmu. Tapi aku bilang, tidak sekarang. Aku masih mencintainya."
-Tama

"Hai, Kak Ica." Jennie menunjukkan senyuman lebar penuh kemenangan dengan mata memancarkan tatapan remeh dan tangan yang mengeratkan pelukannya pada lengan Tama.

Jisya terkekeh miris. "Gak aku ambil kok Tama nya. Gak usah posesif gitu. Tama gak suka cewe posesif."

Jennie tertawa sinis. "Kayaknya Kak Ica tau banget tentang Kak Tama. Mantannya ya?"

Jisya masih menunjukkan senyuman lebarnya walau hatinya sudah panas. "Haha, iya nih. Makanya aku bilangin biar kamu lebih tau tentang calon kamu itu."

"Y-"

"Kuy, Ca. Udah nih corndog nya." Suara Vio mengalihkan fokus ketiganya. Lelaki dengan kaus hitam dan jaket kulit hitam itu membawa dua styrofoam berisi corndog yang dijual di salah satu stan bazar disana.

"Lho aku baru tau Kak Ica deket juga sama Kak Vio," celetuk Jennie dengan ekspresi pura-pura terkejut dengan pemandangan di depannya.

"Lho kamu siapa, harus tau aku deket sama siapa?" balas Jisya dengan ekspresi yang mengikuti Jennie.

Sebelah tangan Jennie terkepal tapi ia berusaha tersenyum sambil menahan kesal, "Bagus deh kalo ternyata Kak Ica udah putus sama Kak Tama."

"Justru kasian karena dapet penggantinya modelan lo," sahut Vio. Lalu lelaki itu beralih menatap sahabatnya. "Bego lo. Gak ada usaha sama sekali, cuma bisa uring-uringan di kos Yuda doang."

Jisya merangkul lengan Vio masih dengan senyumannya. "Kita duluan ya. Kalian have fun sama acaranya. Jennie, lain kali kalo ke acara yang sampai tengah malam gini jangan pakai baju terlalu terbuka ya. Nanti masuk angin. Dadah."

Lalu keduanya pergi dari hadapan Tama dan Jennie. Sebelum benar-benar pergi, Jisya menyempatkan diri melempar tatapan kecewa yang tertutupi dengan senyuman pada Tama. Dan lelaki itu kini hanya bisa merutuki dirinya sendiri.

Bodoh!

•••

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul tiga sore lewat lima menit. Para penonton pun sudah berkumpul di depan panggung dengan ricuh. Yang artinya acara sudah dimulai, seharusnya sih begitu. Tapi saat ini para panitia yang berada di backstage sedang kebingungan. MC hari ini seharusnya ada dua, tapi yang datang baru satu, yaitu Baki.

"Woy, ini siapa yang mau dampingin Bang Baki?" tanya Stefan dengan panik sambil menatap panitia lain. Sedangkan panitia lain hanya menundukkan kepala enggan menjawab Stefan.

"Panitia banyak doang tapi gak ada gunanya, anjing!" bentak Stefan sembri membanting kertas yang berisikan susunan acara.

"Mau ngajukin diri atau gua tunjuk?" Stefan kembali memelankan suaranya dan membungkuk untuk mengambil susunan acara.

"Anj-"

"Tok tok, punten." Suara yang menyela perkataan Stefan mengalihkan fokus semua yang ada disana. Dan di samping tirai yang terbuka terpampang lah seorang Sojan Al Mahmud dengan jaket jeans nya.

Stefan menjentikkan jarinya. "Oke, Ojan yang dampingin Bang Baki."

Ojan yang mendengar itu langsung membelalak. "DIH OGAH, APA-APAAN?"

Our Space | Taeyong - Jisoo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang