XVII.Happiness slowly comes

2K 419 15
                                    

Aku ingetin lagi😂
Ayo vote dulu biar updatenya lebih cepat😭💜

Jimin sejak tadi mondar-mandir dilorong rumah sakit, menunggu dokter keluar dan mengatakan bahwa Jieranya baik-baik saja.

Ya, Jimin harap sesuatu yang buruk tidak terjadi pada gadisnya. Jimin tidak siap dan tidak akan pernah siap saat dokter nantinya menyatakan kenyataan terburuk tentang Jieranya.

Entah sudah berapa lama dia mondar-mandir, akhirnya dokter yang memeriksa keadaan Jiera keluar dengan raut wajah yang Jimin takuti.

Dokter tersebut terlihat lemas, dan itu membuat jantung Jimin berdegup cepat.

"Bagaimana keadaannnya dok?" Tanyanya berusaha tenang.

"Saya tidak tau darimana pasien mendapatkan cairan ini. Cairan yang dia minum adalah cairan yang bekerja merusak kinerja jantungnya." Jelas dokter tersebut.

"Tapi dia tidak apa-apakan dok?"

"Untuk saat ini pasien dalam keadaan koma, jantungnya mengalami kerusakan yang cukup parah dan dia membutuhkan donor jantung dalam waktu dekat ini."

Jimin terduduk lemas. Tangannya mengusap wajahnya kasar, Jieranya dalam keadaan tidak baik-baik saja sekarang ini.

Hal itu membuat Jimin merutuki dirinya sendiri, seharusnya dia tidak pergi meninggalkan Jiera! Seharusnya Jimin selalu berada disisi Jiera!

Jimin tidak tau apa yang menjadi beban pikiran gadisnya hingga nekat melakukan ini. Setahu Jimin semuanya baik-baik saja selama ini, gadisnya tak pernah mengeluh untuk hal apapun.

"Kumohon dok, kumohon cari pendonor jantung untuk Jiera. Lakukan apapun yang dapat menolongnya, aku mohon dok." Jimin tidak tahan, tangisnya pecah bersamaan dengan dirinya yang berlutut dihadapan dokter tersebut.

"Saya akan berusaha yang terbaik, bangunlah."

Diam-diam wanita yang tak sengaja melihat dan mendengar pembicaraan Jimin dengan dokter tersebut merasakan hatinya ikut tersayat.

***

"Kau yakin Jiah-ssi?"

Jiah mengangguk berulang kali, dia yakin akan keputusannya. Ini memang benar, dia tidak salah. Seperti ucapannya, jika bukan dia yang bahagia, maka dia akan membuat orang lain bahagia.

"Dan juga, saat aku tiada nanti maka berikan jantungku pada pasien bernama Goo Jiera, dia membutuhkannya." Ujar Jiah sembari menyunggingkan senyum.

Gadis itu kini menunduk, memeluk tubuhnya sendiri. Dia merasa tubuhnya sangat sakit, perlahan tangannya bergerak ke kepala dan memegang rambutnya.

Itu rambut palsu yang dia pasang dengan rapi. Sedangkan rambut aslinya sudah tiada, tidak tersisa sedikitpun.

"Setidaknya diakhir kehidupanku, aku bisa membuat seseorang bahagia." Jiah mengangkat kepalanya kembali. "Tapi tolong, jangan katakan pada siapapun bahwa aku adalah pendonornya."

***

Ini hari kedua Jiera terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit itu. Jimin tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk kekasihnya itu.

Dia dengan setia menunggu sang kekasih membuka matanya dan mengatakan bahwa semua baik-baik saja, Jiera baik-baik saja.

"Ji, kapan kau akan sadar? Aku merindukanmu, sungguh." Berulang kali Jimin mengecup punggung tangan Jiera yang dia genggam. "Tolong Ji, segeralah sadar dan jangan tinggalkan aku. Aku tidak akan sanggup."

Epoch [End]Where stories live. Discover now