Bonus Chapter I

2.1K 414 22
                                    

Pulang ke tanah kelahiran setelah lebih dari 1 tahun tinggal di negara orang membuat Jiera begitu senang.

Sesaat setelah sampai di bandara Incheon, dia langsung melompat-lompat kesenangan hingga lupa bahwa diperutnya ada baby Ryu yang terguncang-guncang.

Beruntung saja ada Jimin yang dengan sigap memegangi sang istri dan memberi petuah agar tidak melompat-lompat karena bahaya bagi mereka.

Dengan bibir yang dicebikkan kedepanpun Jiera menuruti Jimin.  Sebab Jimin sudah mengancam akan segera membeli tiket untuk kembali ke London jika sang istri tidak mau menuruti perkataannya.

Harus seperti itu, jika tidak Jiera akan terus memaksa Jimin agar keinginannya tercapai.

"Kau tidak lelah sayang? Kita istirahat saja dulu, besok baru akan berkeliling semau mu." Bujuk Jimin begitu mereka ada didalam taxi menuju daerah Myeongdong atas permintaan Jiera.

"Apa kau kira mengidam bisa ditunda?" Jawab Jiera melirik Jimin kesal. "Pokoknya kita harus ke Myeongdong sekarang, aku ingin membeli makanan, baby menginginkannya."

Jika sudah mengatasnamakan baby, Jimin tidak bisa menolak. Dengan pasrah dia mengelus perut membuncit Jiera dan mengecup kening sang istri lembut.

"Belum lahir saja baby sudah suka menyiksa Appa, ya." Ujar Jimin lemas. Sungguh badannya lelah sekali karena mengalami perjalanan jauh dari London ke Korea.

"Appa suka sekali mengeluh ya baby? Saat membuatnya saja semangat, menuruti keinginan baby dia lemas terus, ckck."

Jimin merengut, tangannya terus mengusap perut Jiera. "Sayang ... "

"Ada apa? Ingin mengeluh lagi?"

Jimin menggeleng, menegakkan tubuhnya lalu menatap Jiera serius. "Bagaimana jika kita bertemu mereka?"

"Mereka siapa?" Kening Jiera berkerut tanda dia tidak mengerti ucapan Jimin.

"Eomma dan Appa-ku. Aku yakin mereka akan terkejut saat kita kembali kemari dengan status yang berbeda." Imbuh Jimin. "Aku takut jika mereka nanti akan kembali menghalangi hubungan kita."

"Sebelum kita menikah kau sudah berjanji padaku, Jim." Tangan Jiera mengelus lembut sebelah pipi Jimin. "Kau bilang, kau tidak akan membiarkan siapapun merusak kebahagiaan kita. Kita berdua akan selalu bersama 'kan?"

Jimin mengangguk. "Iya, aku akan melakukannya demi dirimu dan baby."

***

"Kami menemukan keberadaan Tuan Jimin dan Nona Jiera, Tuan."

Tuan Ryu yang tadinya sedang menyeruput kopi yang baru disiapkan Nyonya Ryu langsung terhenti. Senyumnya mengembang begitu saja.

"Kalau begitu bawa aku menemui mereka, aku merindukan putraku." Ucapnya begitu senang. Dia bahkan menyuruh pelayan untuk memanggil sang istri yang ada didapur.

"Ada apa ini, Yeobo?"

"Jimin kita telah ditemukan, Jimin ada di Seoul sekarang." Jelasnya menggebu-gebu. "Kita harus menemui Jimin sekarang, akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan putraku."

"Maaf Tuan, tapi kami juga ingin menyampaikan satu informasi lagi." Ujar sang asisten sungkan.

"Katakanlah, ada apa?"

"Tuan Jimin dan Nona Jiera telah menikah. Kini Nona Jiera tengah mengandung cucu anda, anak dari Tuan Jimin."

Nyonya dan Tuan Ryu terdiam ditempatnya, tak sanggup berkata apapun lagi. Bahkan Nyonya Ryu sudah terduduk disofa sembari memegangi kepalanya.

Epoch [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang