16| Nᴇᴠᴇʀ Cʜᴀɴɢᴇ

1.5K 214 20
                                    

Setelah membaca surat dari Jungkook, Taehyung segera keluar dari apartemen Jungkook. Melangkahkan kakinya dengan cepat, masuk ke dalam mobilnya. Menyalakan mesin mobilnya, memasang seatbeltnya, lalu menelpon seseorang.

"Appa, untuk kali ini tolong bantu dan berpihaklah pada puteramu," ucap Taehyung singkat lalu melajukan kendaraannya.

Tak butuh waktu lama bagi Taehyung untuk sampai di mansionnya. Dan atas permintaan sang putera, Kim Taesul, ayah Taehyung sudah menunggu di ruang kerjanya.

Tap tap tap tap

Brakkk

Langkah cepat Taehyung menghampiri ruang kerja ayahnya dan membuka kasar pintu yang sedikit tertutup. Ayahnya hanya menatap datar putera satu-satunya itu. Dan dia sudah hafal dengan sikap Taehyung.

"Katakan, apa yang kau inginkan?"

"Beritahu aku alamat eomma Jungkook di Busan! Kau tahu appa, karena perbuatanmu di masa lalu, dia pergi meninggalkanku. Ayolah appa, jangan anggap aku bodoh, aku melihat semuanya kejadian malam itu di mini bar. Ada hubungan apa appa dengan eomma Jungkook? Katakan appa!"

"Sebenarnya appa dan eomma Jungkook adalah teman dekat, kami bahkan sering bersama hingga tak jarang yang menganggap kami berpacaran. Bagi appa, eomma Jungkook adalah cinta pertama appa, dan kalau kau tahu bahkan sampai sekarangpun appa masih mengharap dia melihat ke arah appa meski," appa Taehyung menerawang teringat masa saat bersama eomma Jungkook.

"Lalu eomma? Jangan bilang appa tidak mencintai eomma?" tanya Taehyung

"Pernikahan appa dan eomma hanya untuk urusan bisnis kakekmu, sebenarnya eomma dan appa sudah menolak perjodohan itu, tapi kakekmu selalu mengancam perihal kesehatannya, dan jadilah appa menuruti kemauan kakek," jelas appa Taehyung.

"Kau bisa melanjutkannya nanti appa, kau berhutang penjelasn padaku. Yang terpenting bagiku sekarang adalah menemukan Jungkook. Beritahu aku dimana alamat Jungkook di Busan?!" pinta Taehyung.

Tak menjawab, appa Taehyung meraih ponsel yang tergeletak di mejanya. Tampak menelpon seseorang, dan setelah sepuluh menit tampak sosok pria kekar memakai setelah jas warna hitam senada dengan warna kacamatanya yang dia kenakan.

"Heechul, tolong antar puteraku. Alamatnya baru saja kukirim ke ponselmu," ucap appa Taehyung.

Orang yang di panggil Heechul itu memeriksa ponselnya dan mengangguk setelahnya.

"Silakan tuan muda Taehyung!" ucapnya.

"Appa, kirimkan saja alamatnya padaku!! Tidak perlu kau mengirim pengawalmu!" protes Taehyung.

"Ikuti atau aku tak mengijinkanmu sama sekali. Kau pikir aku akan mengijinkanmu menyetir saat pikiranmu tidak baik-baik saja huh?!" appa menatap tajam Taehyung.

Taehyung mengusak kasar belakang kepalanya yang tak gatal, menghela napasnya kasar dan meninggalkan ruang kerja appanya, diikuti oleh Heechul.

Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang kita cintai.

Taehyung pergi bersama Heechul menggunakan pesawat pribadi keluarga Kim dan itu dan butuh waktu lama baginya untuk sampai ke Busan. Setelah turun dari pesawat, Heechul melajukan mobilnya menuju alamat yang dia tuju, rumah Jungkook.

Hingga saatnya Heechul menghentikan mobilnya pada sebuah rumah sederhana namun terlihat cukup besar. Taehyung keluar dari mobilnya memasuki pekarangan rumah yang terlihat bersih dan tertata rapi. Dia gerakkan tangannya perlahan mendekati pintu. Yang dia harapkan sekarang adalah pria manisnya yang akan membukakan pintu untuknya.

WONDERWALLWhere stories live. Discover now