O - 3

2.4K 571 58
                                    

"ASAHI!!"


Jaehyuk menghampiri Asahi. Ia menusuk zombie sekuat tenaga tidak perduli sekujur tubuhnya basah terciprat darah. Setelah zombie itu tumbang, Jaehyuk menjatuhkan pisau di tangannya. Beberapa sekon setelahnya, tubuhnya ikut terjatuh.

Asahi tersenyum kecil meski sekarang dia tengah sekarat.

Jaehyuk sadar, dia memapah Asahi masuk ke dalam kamar Yoonbin kembali. Di luar sana berbahaya, dan Jaehyuk tidak mau melakukan hal kejam seperti tadi. Walaupun dia sendiri tau, makhluk yang dia tusuk dengan pisaunya bukanlah manusia.

Asahi dia baringkan di kasur. Jaehyuk menangis. Asahi menggenggam tangan Jaehyuk erat. "Gakpapa Jae. Lo udah nyelamatin gua, walaupun terlambat. Gua gak akan marah sama lo."

Jaehyuk semakin menangis. "Kenapa lo baru ngomong panjang lebar kalo lagi sekarat sih? Kenapa gak dari kemarin-kemarin? Lo tau, gua rasa gua doang yang paling berisik di antara kita bertiga. Yoonbin sama lo selalu aja diam." Cerca Jaehyuk kesal, masih menangis mengeluarkan uneg-uneg. Asahi terkekeh kecil mendengarnya.

"Maaf."

Jaehyuk menggeleng.

"Maaf karna selama ini gua buat lo ngerasa pertemanan kita kurang menyenangkan. Maaf karna gua gak pernah kasih lo sesuatu yang sahabat lain kasih. Dan maaf, karna gak bisa jadi sahabat lo sampe tua."

"Gua gak mau denger lo ngomong gitu Sa!" Jaehyuk berteriak pedih. Asahi memejam mata, membuat air jatuh dari kelopak matanya.

Jaehyuk terdiam melihat tubuh Asahi yang kejang-kejang. Urat-urat di tubuh Asahi terlihat jelas. Jaehyuk semakin takut melihat mata Asahi yang memutih semakin lama.

"J-jae.."

Jaehyuk menangis tersendat. "Wae...?"

Asahi mendorong Jaehyuk di tengah kesadarannya. "Pe-pergi..." Suruh Asahi. Jaehyuk sontak menggeleng dan hampir mendekati tubuh Asahi namun Asahi melempar bantal ke arahnya. "P-pergi Jae... Gu-a... Gak bi-sa tah-an..." Pinta Asahi lemah. Jaehyuk semain kalut di buatnya.

"Gua gak bisa Sa."

"YOON JAEHYUK!"

Jaehyuk gemetar mendengar teriakan Asahi. Apalagi saat sahabatnya itu terdiam tiba-tiba. Jaehyuk melangkah mendekat.

Tanpa tau jika Asahi sudah sepenuhnya berubah menjadi zombie yang siap menerkam Jaehyuk.

***

Mashiho dan Hyunsuk sedari tadi hanya mengekori Yoonbin saja. Mereka tidak tau harus berbuat apa, bagaimana di situasi seperti saat ini. Menghadapi zombie di malam hari? Mereka tidak akan kepikiran sama sekali.

"Bisa kalian menjauh sedikit?" Yoonbin bertanya risi. Mashiho dan Hyunsuk mengangguk dan memperpanjang jarak. Yoonbin mendengus saat keduanya hanya menjauh sebesar satu langkah kaki kecil.

Mashiho menyengir. "Aku terlalu takut. Maaf kalau tidak bisa jauh-jauh." Kata Mashiho dengan nada lirih dan getar. Yoonbin tau kalau Mashiho sedang sangat ketakutan.

Hyunsuk tidak berkata apapun. Dia terlalu takut sampai rasanya tenggorokannya kering.

Yoonbin menarik nafas dalam lalu merangkul keduanya agar lebih mendekat. "Kali ini kubiarkan kalian dekat denganku. Besok pagi, kalian harus jauh-jauh setidaknya lima langkah." Kata Yoonbin membuat mereka senang.

Tapi tidak lama, raut wajah Hyunsuk berubah sendu. "Apa saya bisa bertahan lebih lama?" Tanya Hyunsuk takut. Mashiho jadi ikut memikirkan hal tersebut. Yoonbin diam sebentar sebelum mengulas senyum tipis.

"Kalian tidak percaya padaku?" Tanya Yoonbin membuat mereka megangkat kepala memperhatikan wajah Yoonbin. Pemuda itu tersenyum. "Selama kalian denganku, aku pastikan kalian aman sampai kita dapat tempat bersembunyi."

Perkataan Yoonbin membuat mereka kembali mendapatkan rasa percaya diri. Ntah kenapa, saat berada di dekat Yoonbin, mereka merasa aman.

Mashiho tersenyum. "Kau tau? Aku beruntung sekali bertemu denganmu." Ujar Mashiho jujur. Yoonbin terkekeh mendengarnya. Mashiho mengimbuh, "Andai saja kau tadi tidak ada, aku pasti sudah tiada."

Hyunsuk mengangguk membenarkan. Dia juga berfikir seperti itu.

"Sudah, tidak perlu di bahas lagi." Kata Yoonbin tidak enak. "Lebih baik sekarang kita cari tempat aman untuk bersembunyi. Kalian pasti lelah."

Mereka berdua mengangguk.


Yoonbin mendengar suara tapakan kaki kencang dari arah belakang. Dia langsung menoleh ke belakang dan tanpa berfikir dua kali, Yoonbin menembakan pistol ke arah zombie itu secara brutal membuat suara tembakan terdengat bersahutan.

Mashiho dan Hyunsuk saling berpelukan.

Yoonbin semakin dilanda ketakutan. Dia melirik kedua orang di belakangnya. "Kalian sekarang kabur. Lari sejauhnya dari sini." Suruh Yoonbin panik. Mashiho dan Hyunsuk menggelengkan kepala.

"Kita bertiga yang kabur. Ayo!" Ajak Mashiho.

Yoonbin menggeleng.

Hyunsuk melihat tatapan mata Yoonbin. Dia menarik nafas dalam lalu menarik lengan Mashiho untuk dia ajak kabur. Mashiho menangis melihat zombie semakin banyak mengerubungi Yoonbin. Hyunsuk diam-diam menangis. Perasaan tidak tega dia tahan dalam-dalam.

Ini permintaan Yoonbin sendiri, dan Hyunsuk akan memenuhi setidaknya mungkin permintaan terakhir dari Ha Yoonbin.

***

Doyoung tidak tau harus apa. Dia melihat ada banyak sekali zombie di luar apartement- nya. Jika nekat, ia harus memikirkan nasib Junkyu yang mudah lelah. Doyoung tidak akan mengambil banyak resiko.

Doyoung memberikan Junkyu kunci mobil. "Kak Ajun masuk ke mobil kalo zombie itu udah pada ngikutin gua ya?"

Sontak saja Junkyu menggeleng dengan ekspresi terkejut. "Maksud lo apaan? Gak ada pengorbanan. Intinya kita harus keluar dari sini bareng-bareng. Kalo lo gak keluar, gua juga gak akan keluar dari sini." Final Junkyu membuat Doyoung tertawa pelan.

"Pengorbanan apaan?" Doyoung menggelengkan kepala tidak habis fikir. "Gua juga mana mau mati muda disini. Gua masih harus dapet pengakuan dari Nenek dan..."

"Dan...?"

Doyoung menggeleng. "Udah nanti ikutin aja rencana tadi. Gak perlu takut, ntar gua nyusul. Lo tunggu aja di depan halte." Kata Doyoung memberi intruksi dari ide- nya. Junkyu mengangguk ragu.

Doyoung keluar dari persembunyian lalu menghentakan kaki. Para zombie disana langsung mengikuti Doyoung yang berlari. Semua zombie mengikuti Doyoung, karna mereka hanya memikirkan makan tidak perduli sekecil apapun daging yang mereka dapat.

Melihat kawasan sepi, Junkyu berlari cepat ke arah mobil Doyoung yang terparkir. Suara bunyi mobilnya membuat zombie yang mengejar Doyoung langsung menghampiri Junkyu. Melihat itu, Junkyu cepat-cepat masuk ke dalam mobil.

Sebelum zombie berhasil mengerubungi mobil, Junkyu lebih dulu menjalankan mobil membuat beberapa zombie terhempas jauh ataupun tertindas.

Netranya menangkap siluet adiknya. Dia berhenti di depan halte. Doyoung yang kejar-kejaran dengan zombie itu langsung masuk ke dalam mobil sambil ngos-ngos- an. Pasalnya, kalau bertarung dia tidak bisa.

Anggap saja, Doyoung sebelas-duabelas dengan Kakaknya.

Junkyu tersenyum. "Siap menghadapi pengalaman baru?" Tanya Junkyu penuh arti. Doyoung menatap Kakaknya lalu beberapa sekon setelahnya dia tersenyum kemudian menganggukan kepala. Junkyu langsung mengegas mobil, membawanya melaju melewati beberapa zombie di malam hari.

***

[I] OUT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang